Tata Ejaan
Disusun Oleh : Kelompok 7
Nama : Desyria Pratiwi
Irma Selvyani Ks
Isna Hardiani
Tika Ervina br Kaban
Kelas : 3EB23
BAHASA
INDONESIA 2#
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
Assalamua'alaikum Wr
Wb
Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasuluallah Muhammad SAW, keluarga serta para
sahabat-sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruannya serta berpedoman dengan
petunjuknya.
Alhamdulillah syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala kasih sayangnya
makalah ini tentang " Struktur Pasar Monopoli " selesai di kerjakan,
semua itu tak lepas dari dukungan serta motivasi dari beberapa pihak atas semua
bantuan serta keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai meskipun banyak
sekali kesalahan serta kekurangan baik dalam segi penulisan dan pembahasan,
karena manusia tempat salah dan lupa, namun sebaik- baik orang yang bersalah
adalah mereka yang mau bertaubat dan memperbaiki kesalahannya, dari itu kami
harapkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran study kami dan
kebaikan kita bersama.
Harapan kami semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi diri kami dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya..
Amiiinn…
Bekasi, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. .......... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian EYD............................................................................................................... 2
B. Pemakaian Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan..................................................... 2
C. Pemenggalan Kata Dasar Menurut EYD......................................................................... 5
D. Penggunaan dan Tata Tulis dalam EYD.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................................... 10
A. Kritik................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. .......... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian EYD............................................................................................................... 2
B. Pemakaian Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan..................................................... 2
C. Pemenggalan Kata Dasar Menurut EYD......................................................................... 5
D. Penggunaan dan Tata Tulis dalam EYD.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................................... 10
A. Kritik................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
BAB I
PEMBUKAAN
A. Latar Belakang
Dasar yang paling baik untuk melambangkan bunyi ujaran atau
bahasa adalah satu bunyi ujaran yang membedakan arti dilambangkan
dengan satu lambang tertentu. Lambang yang dipakai untuk mewujudkan
bunyi ujaran itu biasa disebut huruf. Dengan huruf-huruf itulah manusia
dapat menuliskan gagasan yang semula hanya disampaikan secara lisan. Keseluruhan peraturan tentang cara
menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dalam suatu bahasa termasuk
masalah yang dibicarakan dalam ejaan.
Yang dimaksud dengan ejaan adalah cara melafalkan dan
menuliskan huruf, kata,
unsur serapan, dan tanda baca. Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik, yaitu hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.
unsur serapan, dan tanda baca. Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik, yaitu hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ?
2.
Bagaimanakah pemakaian dalam EYD ?
3.
Bagaiamana pemenggalan kata dasar menurtu EYD ?
4.
Bagaiamana penggunaan dan tata tulis dalam EYD ?
C.
Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah makalah ini adalah
sebagai berikut
1.
Dapat menjelaskan tentang pengertian EYD.
2.
Dapat menjelaskan tentang pemakaian huruf dalam EYD.
3.
Dapat menjelaskan tentang pemenggalan kata dasar menurut
EYD
4.
Dapat menjelaskan tentang penggunaan dan tata tulis dalam
EYD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Yang dimaksud dengan
ejaan adalah kaidah cara menggambarkan / melambangkan
bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan
penggabungannya dalam suatu bahasa).
B. Pemakaian
Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan
1. Pemakaian
Huruf
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar
hubungan antara lambang-lambang baik
pemisahan maupun penggabungan.
Pada tahun 1901 menggunakan ejaan Van
Ophuisjen yang memiliki penulisan beberapa huruf yang khas, yaitu:
a. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata kamoe, iboe,
restoe, dan lain-lain.
b. Huruf ‘
digunakan dalam menuliskan kata-kata ta’zim ’akal, ta’, ma’mur, ra’yat,
dll.
c. Huruf j untuk
menuliskan kata-kata jang, sajang, bajangan, saja (aku), dll.
Periode
salanjutnya ialah ejaan Soewandi yang diresmikan pada tanggal 19 Maret
1947 memiliki
beberapa penulisan huruf yang khas, yaitu:
a. Huruf u
digunakan untuk menggantikan huruf oe. Huruf u digunakan dalam kata-kata sayu,
rayu, kayu, kamu, dll.
b. Huruf k dipergunakan untuk
menggantikan huruf ‘. Huruf k digunakan dalam menulis
kata-kata rakyat, tak, takzim, dll.
c. Perangkaian penulisan awalan di
dengan kata benda yang mengikutinya, seperti dikampus, dimasjid, dan dikelas.
Dengan berlakunaya Ejaan yang
Disempurnakan, terjadi beberapa perubahan penulisan huruf. Perubahan
tersebut antara lain:
a. Penulisan
awalan di yang sebelumnya dirangkai dengan kata yang mengikutinya,
kemudian dipisahkan, contoh: di rumah, di perpustakaan, dan di kebun.
b. Perubahan
lambang-lambang bunyi (huruf), yaitu :
v dj berubah
menjadi j, contoh jalan, jasa, dan jual.
v tj berubah menjadi c, contoh
cerita, cara, dan cacat.
v nj berubah menjadi ny, contoh
nyata, menyesal, dan tanya.
Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
mendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam
penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelas
mengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat.
mendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam
penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelas
mengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat.
2. Penulisan Huruf Kapital
Dalam pedoman umum ejaan bahasa
indonesia yang disempurnakan,(2007) terdapat lima
belas penulisan huruf kapital. Huruf
kapital (huruf besar) adalah huruf-huruf A,B,C,D,E, dst. Kaidah - kaidah EYD yang berkaitan dengan penulisan huruf
kapital adalah :
a. Huruf kapital
ditulis pada awal kalimat dan awal kalimat yang merupakan petikan
langsung, contoh: Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak. Rasulullah
berkata “Perbuatan manusia bergantung pada niatnya”
b. Huruf
kapital digunakan untuk awal nama orang, gelar kehormatan yang
diikuti nama orang dan kata sebutan yang
diikuti dengan nama orang. contoh: Sayyid Qutb adalah
seorang ahli tafsir kenamaan. Sebutan yang menggantikan nama orang
atau untuk menyebut orang secara langsung mempergunakan huruf kapital,
contoh: Kami harap Saudara bisa menerima tugas itu
dengan baik.
c. Huruf kapital digunakan dalam
hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama, seperti kitab suci, hari raya
dan Tuhan, contoh: Pada Fakultas Ushuluddin diajarkan perbandingan agama sehingga
mengenal agama Hindu, Kristen, Bhuda,
maupun Yahudi.
d. Huruf kapital digunakan untuk
menulis nama negara, bangsa, dan suku contoh: Ahmad berasal dari negara Thailand.
Jika nama
negara, bangsa, dan suku berada di tengah dan ada tambahan kata, maka ditulis
dengan huruf kecil. Contoh : Pisang, khususnya pisang ambon sangat baik untuk pencernaan. Salah satu bahan untuk membuat
dawet adalah gula jawa.
e. Huruf kapital digunakan untuk
menyebut nama-nama hari, bulan tahun dan peristiwa bersejarah contoh: Setiap tanggal 17 Agustus,
rakyat Indonesia memperingati Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
f. Huruf kapital digunakan untuk
menyebut nama-nama khas letak geografis, contoh: Pernahkah kalian
mendengan Air Terjun Niagara?
g. Huruf kapital digunakan dalam lambang
pemerintahan dan dokumentasi resmi, contoh: Dewan Perwakilan
Rakyat mengadakan dengar pendapat dengan mentri kehutanan.
h. Huruf kapital digunakan dalam judul
buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel,
berita koran dan berita majalah. contoh: Novel Anak Semua Bangsa adalah karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.
berita koran dan berita majalah. contoh: Novel Anak Semua Bangsa adalah karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.
3. Huruf Miring
(Italic)
Huruf miring digunakan untuk hal-hal
berikut:
a. Penulisan
judul karya ilmiah, novel, artikel, dan berita, contoh: Buku Islam
karya Fazlur Rahma menyajikan analisis yang mendalam mengenai berbagai bidang agama Islam melalui
pendekatan sejarah.
b. Penegasan dan
pengkhususan huruf, kata, atau kelompok kata, contoh:
Ejaan Soewardi menggunakan huruf tj untuk kata-kata tjatat dan tjatjat, sedangkan EYD menggunakan huruf c untuk
kata-kata diatas.
c. Penulisan
istilah ilmiah atau istilah-istilah asing yang belum diadopsi
atau diadaptasi oleh Bahasa Indonesia, contoh: Para ulama menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri dengan hisab
dan rukyah.
C. Pemenggalan
Kata Dasar menurut EYD
Pemenggalan kata merupakan pemisahan
huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan
pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan.
Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o.
Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Setelah memahami huruf vokal dan
huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan
bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan
pengucapan. Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia
maupun kata serapan,
dilakukan dengan prinsip otografis.
dilakukan dengan prinsip otografis.
1. Pemenggalan kata yang mengandung
sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh:
kabar > ka-bar
sopan > so-pan
makan > ma-kan
tikam > ti-kam
2. Pemenggalan
kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya
dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:
buah > bu-ah
ideal > i-de-al
kuota > ku-o-ta
taat > ta-at
3. Suku kata
yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam
kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Contoh:
aula > au-la
aula > au-la
santai > san-tai
survei > sur-vei
amboi > am-boi
4. Pemenggalan kata yang mengandung
dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara
kedua huruf konsonan itu. Contoh:
arsip > ar-sip
kapten > kap-ten
kurban > kur-ban
caplak > cap-lak
5. Pemenggalan kata
yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonan yang
mewakili fonem tunggal (digraf) dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu. Contoh:
akhlak > akh-lak
bangku > bang-ku
sunyi > su-nyi
masyarakat > ma-sya-ra-kat
6. Pemenggalan kata yang mengandung tiga
atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya dilakukan diantara
huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Contoh:
instrumen > in-stru-men
instrumen > in-stru-men
implikasi > im-pli-ka-si
kontraktor > kon-trak-tor
7. Pemenggalan kata yang mengandung
bentuk trans dilakukan sebagai berikut:
Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh. Contoh:
Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh. Contoh:
transmigrasi > trans-mig-ra-si
transaksi > trans-ak-si
transfusi > trans-fu-si
transplantasi > trans-plan-ta-si
Jika trans diikuti bentuk terikat,
Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar.
Contoh:
transit > tran-sit
transparansi > tran-spa-ran-si
8. Pemenggalan kata yang mengandung
eks dilakukan seperti dibawah ini: Jika
unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan dengan kata yang mengandung unsur
in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur
berikutnya. Contoh:
ekstra > eks-tra
eksternal > eks-ter-nal
eksplisit > eks-pli-sit
ekspor > eks-por
9. Pemenggalan kata yang terdiri atas
lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain,
Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya. Contoh :
Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fi
Biografi > bio-grafi > bi-o-gra-fi
Kilogram > kilo-gram > ki-lo-gram
Pascapanen > pasca-panen >pas-ca-pa-nen
Introspeksi > intro-speksi >
in-tro-spek-si
Kecuali :
endoskopis > en-dos-ko-pis
telegrafis > te-le-gra-fis
atmosferis > at-mo-sfe-ris
10. Pemenggalan unsur asing yang
berakhiran isme dilakukan sebagai berikut. Yang didahului satu vocal,
dipenggal setelah huruf vocal. Contoh:
egoisme > e-go-is-me
heroisme > he-ro-is-me
sukuisme > su-ku-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me
D. Penggunaan dan Tata Tulis dalam
Ejaan yang Disempurnakan
1. Pelafalan
Salah satu hal yang diatur dalam
ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia. Pada
akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia
dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna
bahasa dalam melafalkan huruf. Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena
lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf
tersebut.
Kaidah pelafalan bunyi bahasa
Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasa lain, terutama bahasa asing,
seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman. Dalam bahasa tersebut,
satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, misalnya /a/ atau /g/, dapat
diucapkan dengan berbagai wujud bunyi bergantung pada bunyi atau fonem yang ada di
sekitarnya. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, ketentuan pelafalan yang berlaku
dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa
Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal
dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan. Contoh:
a. teknik Lafal
yang salah: tehnik Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]
b. tegel Lafal
yang salah: tehel Lafal yang benar: tegel [t e g e l]
c. energi Lafal
yang salah: enerhi, enersi, enerji Lafal yang benar: energi [e
n e r g i]
d. Masalah lain
yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan
kata dengan huruf. Sebaiknya pemakai bahasa memperhatikan
pelafalan yang benar seperti yang sudah dibakukan dalam
ejaan. Contoh:
a. TV Lafal yang
salah: [tivi] Lafal yang benar: [t e ve]
b. MTQ Lafal
yang salah: [emtekyu], [emtekui] Lafal yang benar: [em teki]
Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan
pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan
dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan
hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan
Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan
pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan
dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan
hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan
Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur
kimia, nama minuman, atau nama obat-obatan, bergantung pada kebiasaan
yang berlaku untuk nama tersebut. Jadi, pemakai bahasa dapat saja melafalkan
unsur tersebut tidak sesuai dengan
yang tertulis. Hal tersebut memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari pakar yang bersangkutan. Contoh:
yang tertulis. Hal tersebut memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari pakar yang bersangkutan. Contoh:
a. coca Lafal
yang benar: cola [ko ka ko la]
b. HCI Lafal
yang benar: [Ha Se El]
c. CO2 Lafal
yang benar: [Se O2]
2. Pemisahan Suku Kata
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai
oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf
konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada
penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak
boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari
kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk
memudahkan pengetikan. Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata
yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini:
a. Apabila di tengah kata terdapat
dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal tersebut. Contoh:
Main ma-in, taat ta-at
b. Apabila di tengan kata terdapat
dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut.
Contoh : ambil am-bil undang un-dang.
c. Apabila di tengan kata terdapat
konsonan di antara dua vocal pemisahannya dilakukan sebelum konsonan.
Contoh: bapak ba-pak sulit su-lit.
d. Apabila di tengah kata terdapat
tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan
pertama dan konsonan kedua. Contoh: bangkrut bang-krut instumen
in-stru-men.
e. Imbuhan termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh:
minuman mi-num-an bantulah ban-tu-lah.
f. Pada akhir baris dan awal baris
tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan.
Contoh:Salah ikut j- uga masalah i- tu.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ejaan yang
disempurnakan adalah kaidah cara menggambarkan/ melambangkan
bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya
dalam suatu bahasa). Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan mendapatkan penjelasan
yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang
jelas mengenai begaimana huruf-huruf
herus di tulis dalam suatu kalimat. Pemenggalan kata
merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum
melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu
adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain. Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan.
adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain. Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan.
B. Saran
Pengguna bahasa
tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan
lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan.
Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia
sekarang menganut sistem ejaan fonemis,
yaitu satu bunyi dilambangkan dengan satu tanda (huruf). Akan tetapi, kenyataannya masih terdapat kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Parmin, Jack. dkk. 2011. Menulis Ilmiah: Buku
Ajar MPK Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa University Press.
·
Arifin, Zainal dan Tasai, Amran, Cermat
Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika
Pressindo, 2003, hlm .170.
·
Rumaningsih, Endang, Mahir Berbahasa
Indonesia, Semarang: Rasail, 2006, hlm. 77
·
Sumber: http:// istiqomahqoe.multiply.com/journal/item/8
No comments:
Post a Comment