Pemilihan Kata (Diksi)
Disusun Oleh : Irma Selvyani Ks
Kelas : 3EB23
BAHASA INDONESIA 2#
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
KATA PENGANTAR
Assalamua'alaikum Wr
Wb
Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Rasuluallah Muhammad SAW, keluarga serta para
sahabat-sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruannya serta berpedoman dengan
petunjuknya.
Alhamdulillah syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala kasih sayangnya
makalah ini tentang " Struktur Pasar Monopoli " selesai di kerjakan,
semua itu tak lepas dari dukungan serta motivasi dari beberapa pihak atas semua
bantuan serta keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai meskipun banyak
sekali kesalahan serta kekurangan baik dalam segi penulisan dan pembahasan,
karena manusia tempat salah dan lupa, namun sebaik- baik orang yang bersalah
adalah mereka yang mau bertaubat dan memperbaiki kesalahannya, dari itu kami
harapkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran study kami dan
kebaikan kita bersama.
Harapan kami semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi diri kami dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya..
Amiiinn…
Bekasi, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
PEMBAHASAN
1.Pengertian Diksi
(Pilihan Kata)
2. Syarat Pemilihan kata
3. Pembentukan Kata
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Diksi atau Pilihan kata
Diksi bisa
diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita.
Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya.Agar dapat menghasilkan cerita
yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat,
seperti :
Ketepatan dalam
pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.
Seorang pengarang
harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.
Menguasai berbagai
macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat
yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.
Contoh Paragraf :
Hari
ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang
tak lama kemudian.
Liburan
kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh
semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga
seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu
sepanjang hari disana, kami pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf
diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraph
kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.
2.
Syarat-Syarat
Pemilihan Kata
Makna Denotatif
dan Konotatif
Makna denotatif
adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna
yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang
terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut
makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam
mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna
denotatif. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti
untung atau pukul.
Makna konotatif
berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada
kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata
adalah makna denotatif atau konotatif.
Makna
Umum dan Khusus
Kata ikan memiliki
acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair
atau tidak seperti gurame, lele, sepat,
tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong
jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti
merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum,
seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebut kata khusus,
seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
Kata
abstrak dan kata konkret.
Kata yang acuannya
semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret, seperti meja, rumah,
mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah
diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan
perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata
abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus.
Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam
suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Sinonim
Sinonim adalah dua
kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya
berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua
kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata masih berhubungan
dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Kata Ilmiah dan
kata popular
Kata ilmiah
merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta
diskusi-diskusi khusus.
Yang membedakan
antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam
komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata
ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga
terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi,
tesis maupun desertasi.
Agar dapat
memahami perbedaan antara kata ilmiah dan kata populer, berikut daftarnya:
Kata Ilmiah
|
Kata populer
|
Analogi
|
Kiasan
|
Final
|
Akhir
|
Diskriminasi
|
perbedaan
perlakuan
|
Prediksi
|
Ramalan
|
Kontradiksi
|
Pertentangan
|
Format
|
Ukuran
|
Anarki
|
Kekacauan
|
Biodata
|
biografi singkat
|
Bibliografi
|
daftar pustaka
|
3.
Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari
dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk
kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk
kata baru melalui unsur serapan.
Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata,
yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis.
·
Penanggalan awalan meng-
·
Penanggalan awalan ber-
·
Peluluhan bunyi /c/
·
Penyengauan kata dasar
·
Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak
luluh
·
Awalan ke- yang kelirupemakaian akhiran
–ir
·
Padanan yang tidak serasi
·
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi,
pada,, daripada dan terhadap
·
Penggunaan kesimpulan, keputusan,
penalaran, dan pemukiman
·
Penggunaan kata yang hemat
Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu
hal atau konsep istilah tertentu. Dalam
membuat definisi hal yang perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata
atau istilah yang kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas personifikasi
adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan benda-benda mati
seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan
kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari :
a.
Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan
sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum di mengerti. Umumnya di gunakan
pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi. Definisi nominalis ada enam
macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik, definisi
semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif.
b. Definisi
Realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang
isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang
istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
Ø
Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan
cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda (definisi
analitik) dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang
terdiri atas genus dan diferensia (definisi konotatif).
Ø
Definisi diskriptif yaitu penjelasan
dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan
penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
Ø
Definisi praktis adalah penjelasan tentang
sesuatu hal yang di jelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Dibedakan atas
tiga macam.
c. Definisi
Operasional
Definisi operasional, yaitu penjelasan
dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian
serta menunjukkan bagaimana hasil yang
dapat di amati.
d. Definisi
Fungsional
Definisi fungsional, yaitu penjelasan
sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan tujuannya.
e. Definisi
persuasuif
Definisi persuasif, yaitu penjelasan
dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain,
bersifat membujuk orang lain.
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang
sudah sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa
kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa
Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab,
bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata
serapan dalam bahasa Indonesia.
Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur,
yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata
tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan
anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi,
sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai
dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya
:
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman
ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang
belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai
dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah
di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Anomali
Indonesia
|
Aslinya
|
bank
|
bank (Inggris)
|
Intern
|
intern (Inggris)
|
qur’an
|
qur’an (Arab)
|
jum’at
|
jum’at (Arab)
|
Kata-kata di atas merupakan beberapa
contoh kata serapan dengan unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di
simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera,
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah :
bank=(nk), jum’at=(’).
Kata-kata asing yang diserap ke dalam
bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki
kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dalam
fonologi. Contoh :
Indonesia
|
Aslinya
|
Expose
|
Expose
|
Export
|
Export
|
exodus
|
Exodus
|
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri
dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga
penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya :
Indonesia
|
Aslinya
|
Federalisme
|
federalism (Inggris)
|
Bilingual
|
bilingual (Inggris)
|
Dedikasi
|
dedication (Inggris)
|
Edukasi
|
education (Inggris)
|
PENUTUP
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang
pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam
mengolah kata juga menjadi faktor
penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. sehingga makna
dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam
pembacaan dan pengertiannya tepat. Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing
yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Pembentukan
kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan
atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Definisi adalah suatu pernyataan
yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Kata
serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan
EYD.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys.
1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Moeliono, Anton M.
1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa kata” Dalam
Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jilid III. Nomor 3. Jakarta: Bharata.
http://dinamika.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/28102008121137
_PAPER_BAHASA_INDONESIA1_fix.doc
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=pilihan+kata+dalam+
bahasa+indonesia&star=10&sa=N