BAB 16
PENGANTAR EKONOMI
PEMBANGUNAN
Bab ini menguraikan secara ringkas tentang
bidang studi ekonomi pembangunan( economics of development ). Akan di bahas apa
yang dimaksut dengan ekonomi pembangunan, tujuan dan ruang lingkup
pembahasannya, apa bedanya dengan teori-teori ekonomi konvensional, dan mengapa
bidang studi ini berkembangkan. Di bagian akhir akan di ulas beberapa teori
utama yang umumnya di pakai untuk menjelaskan fenomena pembangunan ekonomi yang
terjadi setengah abad terakhir ini.
1. Pengertian dan
Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Istilah
ekonomi pembangunan mengacu kepada suatu pengertian tentang ilmu ekonomi yang
di terapkan dalam analisis masalah dan kebijakan perekonomian negara-negara
yang belum maju (underdeveloped countries).
Ekonomi pembangunana mulai berkembang pesat
setalah perang dunia ke 2 (PD II) di
sekitar pertengahan 1940-an. Pada waktu itu b anyak sekali negara-negara Asia
dan Afrika yang berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajah. Termasuk di
antaranya adalah indonesia. Yang memotivasi negara-negara tersebut memerdekakan
diri adalah keinginan hidup bebas, layak dan manusiawi. tetapi, ternyata kemerdekaan secara politis tidak dapat segera
melepaskan negara-negara tersebut dari penderitaan ekonomi. Sebaliknya,
kemerdekaan politisi memberikan beban/tanggung jawab selanjutnya yaitu
perjuangan menyejahterakan rakyat. Dengan kata lain , kemerdekaan harus diisi dengan pembangunan
ekonomi.
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan
ekonomi pada dasarnya adalah upaya untuk memperluas pengetahuan dan kebebasan
memilih ( increasing the ability and freedom to choice ). Tercapainya hal
tersebut merupakan indikator bahwa manusia secara individu mampu selektif dapat
me ndapatkan utilitas / kualitas
hidupnya. Karena yang harus dibangun terutama adalah :
a.
Kualitas SDM,
termasuk di dalam nya kualitas kesehatan, pendidikan , moral, metal, dan
kemampuan untuk hidup bersama.
b.
Sarana dan prasarana,
fisik seperti jalan raya, pelabuhan, sarana transportasi, sarana produksi dan
komunnikasi.
c. Kelembagaan-kelembagaan ekonomi modern,
misalnya seperti hak kepemimpinan, sistem keuangan hukum, mekanisme pasar dan
juga tata nilai baru.
Dengan di bangunnya hal-hal tersebut di atas,
diharapkan kesejahteraan rakyat makin tinggim terutama makin baik, efisien, dan
adilnya alokasi sumber daya ekonomi.
Dengan
uraian di atas, jelas bahwa pembangunan ekonomi merupakan pekerjaan yang
sangat besar dan rumit dan tidak dapat di selesaikan dalam waktu yang singkat.
Pemb angunan ekonomi sangat membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar.
Bahkan pembangunan ekonomi merupakan proses antar generasi. Apa yang di rintis
oleh generasi saat ini, baru akan dinikmati oleh beberapa generasi yang akan
datang.
Namun yang lebih penting lagi adalah
pembanguna ekonomi membutuhkan peralatan analisi yang lebih realistis di
bandingan peralatan yang ada dalam teori ekonomi mikro maupun ekonomi makro.
Sebab jika, anda perhatiakan dengan seksama, analisis mikro dan makro dibangun berdasarkan asumsi – asumiyang kurang relevan
dengan kondisi nyata negara-negara yang sedng berkembang (NSB). Misalnya
analisis keseimbangan pasar tenaga kerja yang anda pelajari ( dalam teori makro & mikro) di bangun
berdasarkan asumsi bahwa upah di bayar sesuai produktivitas , sementara tujuan
orang bekerja adalah memaksimumkan kepuasan. Asumsi tersebut sangat cocok untuk
negara-negara maju , sedangkan di NSB
seperti di indonesia diartikan upah
lebih rendah atau lebih tinggi dari pada tingkat prodktivitas.
Di butuhkan penyesuaian lebih lanjut agar
teori-teori hyang di kembangkan di barat dapat menangkap/menjelaskan prilaku
rasional individu atau masyarakat di NSB . bahkan harus diikuti oleh
kegiatan-kegiatan riset atau studi yang bersifat induktif. Hal inilah yang
banyak di lakukan dalam teori ekonomi
pembangunan. Kaena inilah ilmu ekonomi pembangunan merupakan implikasi
dan adaptasi teori ekonomi barat dalam
konteks negara-negara belim maju atau sedang berkembang, teori ini lebih sarat
dengan masalah nilai (value). Target pembangunan yang ingin di capai dari
kebijakan ekonomi yang di rancang harus berdasarkan prinsip efisien yaitu
meminimalkan biaya ( cost
minimalization) atau maksimalisasi output ( output maxmization).
2. Berkembangnya
Teori Pembangunan
Dalam bagian ini akan di tunjukan fakta-fakta
yang mendorong perlunya pembangunan ekonomi degan menggunakan analisis ekonomi
pembangunan. Fakta-fakta tersebut mencakup beberapa indikator mendasar untuk
mengukur tingkat kesejahteraan manusia secara individu maupun kolektif.
a. Klasifikasi
negara
Pengelompokan negara yaitu negara maju
(developed country), negara belum maju (underdeveloped country ), dan negara
sedang berkembang /membangun ( developing country) . istilah yang sering di
gunakan adalah istilah negara-negara utara dan selatan. Pengelompokan di bentuk
oleh lebaga-lem baga kerjasama internasioal
seperti perserikatan bangsa bangsa (PBB) , bank dunia ,organisasi
kerjasama pembangunan ekonomi. Perbedaan ini
tidak untuk menunjukan kejelekan tapi pebedaa ini untuk meningkatkan
karakter-karakter dasar suatu perekonomian
o
Negara maju dan negara belum maju
Yang di maksut negara-negara (sudah ) maju, di
singkat NSM (developed countries) adalah negara-negara yang berdasarkan
kriteria bank dunia sedangkan negara-negara belum maju (underdeveloped
country) adalah negara negara yang belum
mencapai kondisi tersebut bahkan ada negar-negara yang hidupnya begitu
sederhana serta cendrung sangat miskin dan keterbelakangan. Penggolongan
negara-negara inihanyalah satu dari beberapa pengklasifikasiaan yang di gunakan
kebetulan atau berdasarkan perkembangan sejarah
terdapat kesamaan bentuk geografis maupun ideologis dari negara-negara
tersebut.
o
Utara selatan
Pengelompokan ini berdasarkan letak wilayah
geografis. Umumnya negara-negara maju yaitu Eropa Barat dan amerika utara (
amerika serikat dan kanada) ,kelompok ini mengacu kepada negara yang telah
maju dan kaya. Sementara kelompok
selatan mengacu kepada negara-negara yang sedang berkembang (LDCS) dan NSB yang
umumnya terletak di belahan bumu selatan.
o
Dunia
pertama, kedua dan ketiga
Pengelompokan ini berdasarkan idiologi yang
dianut yang di maksut dunia pertama adalah negara barat yang liberal dengan
sistem ekonomi kapitalis . dunia ke dua yaitu yang menganut antiliberal
dengan sistem ekonomi yang cendrung sosialis dan dunia ke tiga adalah
negara- negara yang tidak termasuk kepada kedua tersebut umumnya negara dunia
ketiga ini masih keterbelakanga n atau sedang membangun sehingga ke mun gkinan
akan memiliki makna yang sama.
b. Fakta-fakta
berdasarka laporan badan PBB
Laporn tentang perkembangan pembangunan
manusia tahun 1999 yang di keluarkan United Nasional Devlopment Program
menunjukan bahwa perekonomian prekonomian ketiga sangat memperhatinkan. Ada
bebrapa tolak ukur yang di kembangan oleh para ahli ekonomi guna mengukur
tingkat kemiskinan masyarakat adalah sebagai berikut:
o
Tolok ukur
kemiskinan absolut yang di kembangkan oleh prof sayogyo ( dari IPB) yang
menggunakan tingkat konsumsi dalam takaran ekuivalen dengan kg beras per orang
per tahun 1997 :
Batas kemiskinan kota desa
Miskin
480 320
Sangat
miskin 360 240
Melarat
sekali 270
180
Bank
dunia juga menetapkan suatu batasan kemiskinan absolut yang setiap tahun di
hasilkan.
o
Kebutuhan fisik
minimum (kfm) yaitu kebutuhan fisik
selama satu bulan bagi seorang pekerja yang di ukur dalam uang berdasarkan
jumlah kalori, proteinvitamin dan bahan mineral lainnya yang di perlukan untuk
hidup layak, yang di ukur dalam rupiah
o
Bank dunia juga
membuat semacam indeks kemiskimuryang pemenuh kebutuhan berlaku kepada NSB
berdasarkan tolak ukur ini, ambang kemiskinan adalah tingkt pemenuhan
kebutuhan fisik yang kemudian dinyatakan
dalam uang.
o
Badan Pusat
Statistik (BPS) juga menggunakan tolak ukur dari bank dunia yamg rata-rata
pemheluaran untuk pemenuhan kebutuhan
2.100 kalori per hari, tetapi di tambah oleh kebutuhan minimum publikasi
terakhir bank dunia membuat esyimasi mengenai angka kemiskinan di
indonesia dalam estimasi tersebuat terdapat
perbedaan mengingat standar metodologi digunakan oleh bank dunia berbeda.
Penggunaan garis kemiskinan internasional seperti itu memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Tampaknya distribusi
pendapatan dunia di abad 21 ini akan sulit di perbaiki karena beberapa alasan
yaitu :
1. Makin melemahnya akses penduduk di dunia
ketiga terhadap SDE penting, khususnya informasi. Jaringan informasi modern ,
khusunya satelit, di kuasai penduduk-penduduk kaya
2. Makin tertinggalnya SDM sebagian besar
penduduk dunia ketiga, di lihat dari indikator pendapatan perkapita.
3. Makin kuatnya cengkraman perusahaan-perusahaan
multinasional yang umumnya berasal dari
negara maju.
Kondisi memprihatinkan bukan hanya terjadi
pada bidang ekonomi saja dalam bidang politik juga lebih dari 15 juta penduduk
duni ketiga harus mengungsi karena konflik internal dan konflik antar negara
dunia ketiga juga semakin besar.
c.
Hakikat pembangunan
Ada 3 elemen penting yang perlu di perhatikan
berkaitan dengan pembangunan, yaitu :
o
Proses
o
Upaya
o
Peningkatan
kualitas hidup.
1.
Pembangunan sebagai sebuah proses
Pembangunan sebagai sebuah proses adalah
pembangunan merupakan sebuah tahap yang harus di jalani oleh setiap masyarakat
atau bangsa. Sejarah menunjukan tahap-tahap tersebut dapat belangsung secaa
alamiah, artinya suatu negara bisa saja
menjadi negara maju tanpa harus menggunakan teori-teori pembangunan.
Negara-negara yang menjalani pembangunan secara alamiah mereka membutuhkan
waktu lebih dari 1.000 tahun untuk dapat di sebut sebagai negara maju.
2.Pembangunan
sebaga upaya
Sebagai sebuah upaya pembagunan merupakan
tindakan aktif yang harus di lakukan oleh suatu negara/bangsa yang ingin mau.
Alasan yang paling mendasar adalah menjukan pengalaman bahwa sebagian bangsa
yang telah maju secara alamiah gagal mempertahankan tingkat kemajuaan. Bahkan
beberapa diantaranya saat ini menjadi negara/bangsa keterbelakangan dan tidak
memiliki peran penting dalam peraturan politik dunia.
3.Pembangunan
berarti peningkatan kualitas hidup
Harus diakui kualitas hidup adalah suatu
konsep yang sangat relatif dan abstrak. Tetapi ada ukuran / perasaan yang
bersifat universal yang di pakai sebagai patokan yang relatif objektif. Suatu
bangsa dapat di katakan baik juka bangsa tersebut bisa menghargai dirinya
tersebut. Dan dia bisa menghormati dirinya sendiri dan orang lain. Sikap-sikap di atas secara politis tercemin dari kesedian
menerima perbedaan pendapat dan atau keputusan bersama.
d.
Hakika pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi ( economic development )
lebih luas makna nya daridari pertumbuhan ekonomi (economic growt). Jika konsep
pertumbuhan ekonomi lebih mengacu kepada perubahan-perubahan kuantitatif, maka
pembangunan ekonomi juga mencakup dimensi kualitatif. Pertumbuhan ekonomi hanya
merupakan salah satu unsur pembangunan ekonomi.
Pembangunan
ekonomi = pertumbuhan ekonomi + perubahan
(
economic development) = (economic growth) + (changes)
o
Pertumbuhan ( growth )
Menunjukan perubahan skalar jika output
perekonomian dari waktu ke waktu makin bertambah, di katakan telah terjadi
pertumbuhan. Hal ini dapat dianalog dengan pertumbuhan manusia.
o
Perubahan ( changes )
Menunjukan perubahanke arah kematangan (
kedewasaan ) analog te ntang ini adalah manusia yang sehat, sealain bertambah
besar juga bertambah dewasa yamg di maksut bertambah dewasa adalah terjadi
perubahan-perubahan yang kualitatif perubahan-perubahantersbut adalah sebagai
berikut :
a.
Perubahan sikap ( attitude changes )
Antara
lain adalah penghargaan terhadap waktu yang di wujudkan dalam hal tepat waktu,
kesediaan melakukan sesuatu dengan persiapan atau perencanaan. Makin tinggi
tingkat kemandirian juga merupakan perubahan sikap yang sangat di butuhkan. Hal
ini tidak hanya di ekspresikan dalam hal tidak lagi percaya begitu saja
terhadap takdir.
b.
Perubahaan kelembagaan ( institutional changes
)
Yang
harus di prioritaskan adalah hak kepemilikan uang dan mekanisme pasar. Makin
individualnya hak kepemilikan, makin tingginya tingkat penggunaan uang dan
makin berjalannya mekanisme pasar( persaingan sempurna ) dapat memacu manusia
bekerja lebih keras dan produktif.mereka makin mampu melakukan optimalisasi
individu sebab jika hak kepemilikan masih bersifat kolektif seperti dalam
masyarakat pedesaan akan menimbulkan gejala free rider ( pemboncengan gratisan)
maksutnya orang-orang yang malas, tidak berkualitas atau produktif masih mampu
mempertahankan hidupnya tanpa bekerja, mereka menumpak hidup kepada para sanak
saudaranya.
c.
Perubahan struktural
Perubahan struktural yang terutama adalah
struktur produksi dan pegeluaran. Jika perekonomian makin modern, maka sumbangan
output sektor industri dan jasa makin meningkat, sedangkan sektor pertanian
semakin meurun. Salah satunya adalah kriteria negara maju .
3.Karakteristik
Negara Sedang Berkembang
Kita
memperdalam pengertian tentang
negara-negara belum maju, dengan melihat karakteristik-karakteristik (
ciri-ciri ) umumnya.
a.
Rendahnya tingkat kehidupan ( low level of
giving )
Rendahnya ti ngkat kehidupan terutama di lihat
dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar. Laporan UNDP 1999 menunjukan masih
lebih dari satu miliar penduduk NSB hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi
sehingga kesehatan juga buruk dan umumnya pendidikan masih sangat rendah.
b.
Rendahnya tingkat prouktivitas ( low level of
prodictivity )
Rendahnyta tingkat produktivitas dapat di
lihat dari PDB perKapita atau PDB per kerja yamh sangat kecil. Hal ini
berkaitan dengan rendahnya tinkat kehidupan, juga bekkaitan dengan terbatasnya
kesempatan kerja yamg tersedia, terutama bagi meraka yang berpendidikan rendah.
c.
Tingginya Tingkt Pertambahan Penduduk ( high
rates of population growth )
Tingginya oertambahan penduduk di NSB adalah
dua sampai empat kali lipat pertambahan penduduk negara-negara maju. Tidak
mengherankan jika sekitar 75 % penduduk dunia ini merupakan penduduk NSB tinggi
nya ini dapat menimbulkan masalah besar yang berkaitan penyediaan pangan,
pendidikan , kesehatan, dam kesempatan kerja .
d. Tinggina
Resiko tingkat Ketergantungan ( high rates of dependency ratio )
Adalah ukuran yang menunjukan beberapa besar beban
penduduk usia produktif (15-64 tahun ) karena menanggung usia non produktif (
0-14 tahun + ≥ 65 tahun ).
Di mana :
DR
= Depenncy ratio
Jika angka DR = 0,64 atau 64 %, maka setiap
100 orang usia produktif herus menanggung 64 penduduk lainnya yang non
produktif.
Besarnya angka DR sangat berhubungan dengan
struktur penduduk. Di NSB karena tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi,
maka struktur penduduk di dominasi oleh penduduk usia muda ( 0 – 14 tahun )
yang belum produktif.
e.
Tingginya Tingkat Pengangguran ( high rates of
unemployment )
Tingkat pengangguran di NSB umumnya juga
sangat tinggi. Angka pengangguran akan semakin besar bila di ukur dengan angka
underemployment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah laju
pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi di banding laju pertumbuhan kesempatan
kerja rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berhubungan eret dengan tingkat
penanaman modal, khususnya di sektor-sektor modern .
f.
Ketergantungan pada Sektor Pertanian Primer (
Substantial Dependence on Agricultural-Primary Production )
Negara-negara
belum berkembang umumnya sangat tergantung pada hasil sector pertanian atau
sektor primer. Bahkan ada negara-negara yang sangat tergantung pada hasil satu
komoditas pertanian saja. Perekonomian yang seperti ini disebut perekonomian
monokultur. Selain sector pertanian, ada juga perekonomian yang sangat
tergantung pada hasil atu barang saja.
g. Pasar dan
Informasi Yang Tidak Sempurna (Imperfect Market and Information)
Struktur
pasar barang dan jasa umunya nonkompetisi sempurna, dapat berupa monopoli dan
oligopoli dipasar output, serta monopsoni dan oligopsoni di pasar factor
produksi. Penguasaan informasi juga tidak seimbang dan simetris. Informasi
dikuasai hanya oleh sekelompok pengusaha yang mempunyai hubungan baik dengan
penguasa sehingga cenderung merugikan konsumen.
h. Ketergantungan
Yang Besar dan Kerentanan Terhadap Kondisi Eksternal (Dominance, Dependence,
and Vulnerability in International Relation)
Yang
dimaksud dengan ketergantungan pada kondisi eksternal adalah kondisi domestic perekonomian
NSB yang dipengaruhi kondisi
perekonomian lainnya, khususnya perekonomian negara-negara maju.
Industrialisasi juga dapat menyebabakan perekonomian makin tergantung pada
kondisi eksternal bila industry dibangun, bahan baku dan barang modalnya sangat
mengandalkan impor.
4. Pembangunan Ekonomi Sebagai Proses
Transformasi
a. Transformasi Pertanian
Transformasi pertanian (agriculture
transformation ) adalah perubahan
kegiatan pertanian dari bersifat tradisional dan hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau tingkat subsistensi menjadi kegiatan yang modern berskala besar
dan bermotifkan memperoleh keuntungan. Tranfosmasi pertanian baru akan terjadi
jika sisi penawaran dan permintaan distimulir agar terus meningkat.
Upaya
peningkatan sisi penawaran melalui peningkatan kapasitas produksi, misalnya
penerapan teknologi, peningkatan pengetahuan, keahlian dan spesialis serta
memperbesar skala usaha. Peningkatan permintaan terhadap output pertanian dapat
dilakukan melalui peningkatan pendapatan/kesejahteraan masyarakat, mengaitkan
sector pertanian dengan sector industri serta memperluas pasar ekspor.
b. Transformasi Demografi
1. Transisi Demografi
Transisi kependudukan adalah suatu perubahan dari kondisi tingkat
kelahiran dan kematian yang tinggi ke kondisi tingkat kelahiran dan kematian
rendah. Makin majunya masyarakat menyebabkan keluarga lebih mementingkan
kualitas anak. Keinginan perencanaan keluarga makin besra karena dalam
masyarakat industry, biaya ekonomi mempunyai anak menjadi semakin besar.
Sementara kemajuan teknologi pencegahan kehamilan (kontrasepsi) juga mendukung
keinginan tersebut akibatnya tingkat kelahiran juga menurun.
2. Perubahan Struktur Penduduk
Dalam
jangka panjang terjadi perubahan struktur penduduk, terutama dari usia dan
pendidikan. Dilihat dari kategori usia, jumlah penduduk akan didominasiboleh
penduduk usia produktif dan manula. Sementara dilihat dari pendidikan, akan
makin banyak penduduk yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi.
3. Meningkatnya Penduduk Perkotaan
Kemajuan
ekonomi juga ditandai dengan berkembangnya kota – kota lama dan tumbuhnya kota
– kota baru. Kota – kota tersebut berfungsi sebagai pusat administrasi
pemerintahan, kegiatan ekonomi (bisnis) dan juga pusat kebudayaan. Jika ekonomi
makin maju, tuntutan fasilitas modern dan aktivitas nonpertanian meningkat,
akibatnya jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan akan menigkat.
c. Transformasi Struktural
1. Struktur Produksi
Negara
agraris adalah negara yang sebagian besar output nasionalnya (PDB) berasal dari
sector pertanian. Pada awal PJP Indonesia masih disebut sebagai negara agraris
sebab lebih dari separuh PDB berasal dari sector pertanian, dimana sekitar 60%
angkatan kerja berkerja di sector pertanian. Salah satu strategi yang di tempuh
pemerintah adalah pengembangan sector industry, dan mengaitkannya dengan sector
pertanian. Upaya tersebut memperbaiki struktur perekonomian dimana pada tahun
1997 sekitar 20% PDB berasal dari sector industry, suatu keadaan yang lebih
baik dibanding 30 tahun sebelumnya dimana sector industry hanya menyumbang 8%
PDB. Namun Indonesia belum disebut sebagai negara industri, sebab suatu
perekonomian baru dapat disebut sebgai negara industri jika output sektor
industrinya merupakan 30% atau lebih dari total ouput nasional.
2. Struktur Permintaan
Struktur
prmintaan/pengeluaran agregat akan mengalami perubahan jika perekonomian telah
makin maju. Pada tahp awal perkembanganya, umunya lebih dari 70%
permintaan/pengeluaran adalah untuk konsumsi rumah tangga. Artinya, ketika
perekonomian belum maju dan kesejahteraan belum baik, sebagian besar pendapatan
digunakan untuk kebutuhan konsumsi, khususnya konsumsi kebutuhan pokok. Pada
saat perekonomian maju, secara nominal tingkat konsumsi akan meningkat, tetapi
secara relati (presentase) akan menurun. Artinya, pada saat masyarakat makin
makmur, pengeluaran terbesar bukan lagi untuk konsumsi. Ini menunjukkan
bahwa yang akan meningkat pesat adalah
pengeluaran untuk investasi.
d. Tranformasi Kelembagaan
Transformasi
kelembagaan adalah makin tersedia dan sempurnanya lembaga-lebaga untuk
pengambilan keputusan yang individual atau mandiri. Agar keputusan individu
tersebut tudak bertentangan dengan kepentingan umum, lembaga-lembaga yang
mengatur kehidupan kolektif juga harus diberdayakan. Transformasi kelembagaan
sangat memperkuat transformasi-transformasi lainnya, sehingga perekonomian
dapat mempertahankan pertumbuhan dan perubahan ekonomi dalam jangka panjang.
5. Masalah dan Kebijakan Ekonomi di
Negara-negara Sedang Berkembang
a.
Permintaan dan Penawaran Agregat
1.
Permintaan Agregat
Jumlah
penduduk NSB yang besar tidak diimbangi dengan permintaan efektif yang besar,
karena rendahnya tingkat kehidupan. Lemahnya permintaan efektif akan
menyulitkan pengembangan sector industry, yang baru mencapai biaya minimum bila
skala produksi sangat besar. Rendahnya derajat kehidupan seringkali membuat
rakyat di NSB tidak mampu membeli kebutuhan pokok, baik yang bersifat konsumtif
maupun investasi SDM. Misalnya makanan bergizi, di satu sisi merupakan
komoditas konsumtif, tetapi disisi lain merupakan investasi untuk meningkatkan
kesehatan. Berkembangnya sector swasta juga akan memperluas sumber penerimaan
(pajak) negara.
2.
Penawaran Agregat
Kelemahan
penawaran agregat berkaitan dengan rendahnya produktivitas, minimnya stok
barang modal, serta ketergantungan yang besar pada sector pertanian dan primer.
Akibatnya, selain jumlahnya sangat kecil, elastisitas penawaran juga sangat
inelastis. Rendahnya penawaran agregat memiliki arti rendahnya pertumbuhan
ekonomi, yang mempunyai dampak terhadap rendahnya pertambahan kesempatan kerja.
Rendahnya kesempatan kerja akan menyebabkan rendahnya pertumbuhan pasar
domestic, yang menahan keinginan investor menanamkan modalnya.
b.
Kebijakan – kebijakan Pembangunan
1.
Kebijakan Ekonomi
v Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter dapat memperbesar kemampuan penawaran agregat melalui pemberian kredit,
khususnya kepada kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Kebijakan moneter
juga dapat memperbesar permintaan agregat, khususnya untuk kebutuhan pokok yang
sangat penting, seperti perumahan.
v Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiscal melalui subsidi dapat meningkatkan daya beli dan daya investasi
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tetap. Kebijakan fiscal dapat menahan
laju perilaku konsumtif masyarakat kaya dan berpendapatan tinggi. Hal ini
dilakukan lewat kebijakan pajak penghasilan (PPh) progresif dan pajak
pertambahan nilai (PPN), khususnya untuk brang mewah (PPnBM). Menahan laju
perilaku kelompok kaya amat penting setidak-tidaknya karena dua alasan :
1)
Mengurangi
inflasi akibat tekanan permintaan
Keterbatasan
penawaran agregat akan memperbesar tekanan permintaan, bila pola dan gairah
konsumsi kelompok kaya tidak dibatasi. Sebab pada akhirnya hal ini akan
menaikkan inflasi, yang akan merugikan masyarakat berpendapatan rendah dan
tetap.
2)
Menekan efek
peniruan (demonstration effect) masyarakat miskin
Efek
permintaan (demonstration effect)
adalah berubahnya pola konsumsi masyarakat bawah menjadi lebih konsumtif dari
yang seharusnya, karena terpengaruh oleh perilaku konsumsi kelompok masyarkat
yang sudah kaya dan berepnghasilan tinggi.selain untk mengelola permintaan
agregat, kebijakan fiscal juga berguna untuk pengelolaan sisi penawaran
agregat. Jika penawarn agregat perlu ditingkatkan, pemerintah juga dapat
menggunakan instrumen pajak dan subsidi.
c. Kebijakan
Ekonomi Internasional
Umumnya
pemimpin NSB lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka (melakukan hubungan
ekonomi dengan luar negeri). Sebab kebijakan ini akan membuka pasar ekspor bagi
produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan barang modal dan bahan
baku industri dari negara-negara lain. Beberapa kebijakan yang umumnya dipilih
oleh NSB adalah kebijakan-kebijakan promosi ekspor, substitusi impor, dan
proteksi industri.
1. Kebijakan promosi ekspor selain emnghasilkan
devisa, juga ,elatih dan meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku
ekonomi domestik.
2. Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan
untuk memproduksi barabg-barang yang tadinya impor dan tujuan utamanya adalah
penghematan devisa.
3. Kebijakan proteksi industry umumnya bersifat
sementara. Sebab tujuannya untuk melindungi industry yang masih baru berkembang
sampai mereka mampu bersaing. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah
pengenaan tariff dan pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain
yang boleh masuk ke pasar domestik.
2. Kebijakan
Nonekonomi
Pengalaman
pembangunan di NSB berkali-kali menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang
dirancang dan dilaksanakan tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Terjadinya kegagagaln pasar yang disebabkan belum baiknya mekanisme pasar dan
informasi yang tidak simetris dan sempurna. Tetapi factor lain yang tidak dapat
diabaikan adalah faktor-faktor social budaya. Karenanya, kebijakan nonekonomi
akan saling mendukung dengan kebijakan ekonomi. Kebijakan non ekonomi yang
dapta ditempuh pemerintah antara lain penegakan hukum, memperbaiki kondisi
demokrasi, desentralisasi atau pengembangan otonomi daerah secara bertahap.
c.
Utang Luar Negeri (External Debt)
1.
Utang Luar Negeri Pemerintah (Public External
Debt)
Utang
luar negeri pemerintah (ULNP) adalh pinjaman pemerintah dari lembaga-lembaga
bantuan keuangan internasional, khususnya Bank Dunia dan Dana moneter
Internasional (International Monetery Fund). Ada beberapa argumentasi yang
membenarkan pinjaman luar negeri oleh pemerintah, diantaranya adalah :
a. Sangat lemahnya kemampuan pendanaan domestic
sector swasta maupun pemerintah.
b. Pinjaman yang diberikan sangat ringan, dalam
arti utang bersifat jangka panjang dan dengan tingkat bunga sangat rendah.
c. Selain mendapat kucuran dana, negara-negara
peminjamjuga mendapat bantuan teknis, memperluas jaringan kerja informasi, dan
juga memperluas pasar ekspor.
d. Bagi negara pemeberi pinjaman yang umumnya
sangat kaya, makin besarnya ULN dunia ketiga, berarti memperkecil uang menganggur.
2.
Utang Luar Negeri Swasta (Private External
Debt)
Utang
luar negeri swasta (ULNS) dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis.
Lembaga-lembaga keuangan internasional baru akan member pinjaman kepada sector
swasta, jika memenuhi pertimbangan-pertimbangan finansial. Dasar pertimbangan
utamanya adalah untung rugi, maka ULNS mempunyai syarat beban yang lebih berat.
3.
Perkembangan Utang Luar Negeri Dunia Ketiga
Pada
tahun 1997 jumlah ULN NSB mencapai US$ 2,0 triliun, padahal pada tahun 1985
baru mencapai US$ 0,92 triliun, atau selama 1985-1997 ULN dunia ketiga
meningkat dengan kecepatan 6,7% per tahun. Angka pertumbuhan ULN ini lebih
besar dari pertumbuhan PNB dunia ketiga untuk periode yang sama.
d.
Rasio Beban Utang Luar Negeri
Rasio
beban ULN merupakan indicator yang digunakan untuk melihat seberapa besar beban
utang luar negeri suatu negara.
1.
Rasio ULN/PDB
Angka
ULN/PDB menunjukkan berapa persentase ULN terhadap output. Jika rasionya 60%,
berarti jumlah ULN adalah 60% PDB. Makin besar angkanya, dianggap makin buruk.
2.
Debt Service Ratio (DSR)
Debt service ratio (DSR) adalah angka yang menunjukkan berapa persen
nilai bunga dan cicilan ULN yang harus dibayar terhadap total ekspor.
DSR
=
6. Teori – teori Ekonomi Pembangunan
a. Teori Adam Smith
Adam
Smith (1723-1790) melihat pembangunan ekonomi sebagai proses pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan mekanisme pasar. Suatu
perekonomian akan tumbuh dan berkembang bila mekanisme pasar berjalan baik
(sempurna). Syarat yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah
investasi dan spesialisasi yang dikontrol lewat mekanisme pasar. Peranan
pemerintah hanyalah mengupayakan agar mekanisme, pasar dapat berjalan baik. Ia
mengemukakan 3 unsur utama dalam proses pertumbuhan hasil produksi :
1. Sumber daya manusia, yaitu pertambahan jumlah
penduduknya.
2. Pertambahan dalam persediaan barang modal
(akumulasi modal) karena tabungan masyarakat diinvetasikan oleh para pemilik
modal dengan harapan memperoleh keuntungan.
3. Spesialisasi dan pembagian kerja disertai
perluasan pasar dan perkembangan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri
maupun internasional.
Adam
Smith memandang pertambahan penduduk sebagai factor penunjang pertumbuhan
ekonomi, karena pertambahan pertumbuhan akan memperluas pasar yang selanjutnya
akan mempertinggi tingkat spesialisasi dan pembagian kerja. Kenaikan produktivitas menyebabkan kegiatan
ekonomi berkembang yang selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional.
-->
b. Teori Mathus
Thomas Robert Malthus (1766-1834) menyoroti keterkaitan antara
penambahan ekonomi dengan pertambahan penduduk.ekonomi hanya akan bertumbuh
dalam jangka panjang jika pertambahan penduduk lebih rendah daripertumbuhan
ekonomi.menurut Malthus, pertumbuhan penduduk yang menurut deret ukur,
sementara pertumbuhan pangan menurut deret hitung,menyebabkan perekonomian
untuk generasi mendatang cenderung suram. Dalam arti, generasi yang akan datang
cenderung mengalami kekurangan pangan. Hal itu bisa dihindari jika pertambahan
penduduk dikendalikan. Di Indonesia,cara berpikir Malthus memberikan inspirasi
bagi pelaksanaan kebijakan penduduk,khusnya melalui program Keluarga Berencana
(KB).
c. Teori Karl Marx
Karl Marx (1818-1883) memendang proses kemajuan ekonomi sebagai proses
evolusi social. Menurutnya,factor pendinamis perkembangan ekonomi adalah
kemajuan teknologi. Pada awalnya kemajuan teknologi dikuasai dan disalahgunakan
oleh sekelompok kecil masyarakat, yang oleh Marx disebut kaum borjuis atau kapitalis.dengan
memanfaatkan kekuatan politik dan pasar, para pemilik modal terus
mengakumulasikan keuntungan mereka dalam bentuk penambahan stok barang modal.
Penambahan stok barang modal dalam jangka panjang tidak diimbanngi dengan hasil
yang memadai, karena pasar terus melemah akibat perilaku pemilik modal,yang
terus menerus mengeksploitasi buruh.
Pada saatnya nanti kaum buruh akan meberontak dan menang. Barang modal
yang ada bukan lagi merupakan milik pribadi (pemilik modal), melainkan milik
bersama. Zaman itulah yang disebut sebagai zaman sosialisme. Tetapi zaman
sosialisme bukanlah puncak keemasan kaum buruh, sebab akan hadir zaman
komunisme yang bercirikan tidak adanya pemerintahan. Manusia bekerja bukan
sekedar untuk makan,tetapi sebagai bagian dari ekspresi diri.
Oleh para pemimpin komunisme Rusia,m teoti pembangunan Karl Marx yang
bersifat evolusioner diubah menjadi teori pembangunan yang revolusioner dengan
melakukan beberapa tindakan :
merebut kekuasaan
dengan kekerasan dari tangan Tsar Rusia,
membentuk monopoli
politik dengan mendirikan partai mayoritas tunggal,
monopoli kekuatan
militer,
mempercepat
proses kemajuan ekonomi dengan menggunakan mekanisme non pasar, yaitu
perencanaan terpusat.
d. Teori Rostow
Teori-teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan
yang bersifat garis lurus dan bertahap. Salah satu teori yang terkenal adalah
teori W.W Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Menurut Rostow, suatu
perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian maju dalam lima tahap.
1)
Tahap perekonomian Tradisional
Pada tahap
ini kegiatan ekonomi masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri.
Produktifitas masih rendah, sementara aplikasi teknologi manajemen masih sangat
terbatas.
Menurut
Rostow,ciri-ciri pada tahap ini adalah:
a) Tingkat produksi per kapita dan produktivitas
per pekerja masih sangat rendah,karena ilmu pengetahuan modern dan teknologi
belum dikenal.
b) Sebagai besar tenaga kerja berada di sector
pertanian.
c) Struktur social bersifat hirarkis/feudal.
d) Hubungan keluarga masih sangat erat dan
kekuasaan dipegang oleh mereka yang mempunyai tanah luas.
2)
Tahap Pra Lepas Landas
Yang dimaksud tahap lepas adalah tahap
dimana perekonomian mampu tumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri. Tahap
ini tidak terjadi seketika. Persiapan-persiapan lepas landas dilakukan pada
tahap pra lepas landas. Beberapa indicator yang dapat dilihat antara lain
adalah membaiknya kualitas SDM,makin cepatnya akumulasi pemupukan modal,dan
makin berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi modern.
Tahap pra lepas landas merupakan masa
transisi di mana masyarakat mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan
dengan kekuatan mandiri. Prasyarat yang harus di penuhi dahulu untuk dapat
lepas landas adalah adanya perubahan perubahan yang cukup fundamental dibidang
ekonomi,politik ,social budaya,dan system nilai.
3)
Tahap Lepas Landas (Take Off)
tahap lepas landas ditandai dengan tingginya pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Penerapan teknologi dan manajemen modern makin
luas dan antensif. Dengan demikian perekonomian mampu mempertahankan tingkat
pertumbuhan jangka panjang. Struktur ekonomi juga makin seimbang dan kuat,
dimana peranan sector ekonomi modern (industry dan jasa) makin besar.
Tahap ini diawali dengan perubahan yang
drastis, baik dibidang social maupun politik,
Terciptanya kemajuan ekonomi yang pasat karena
inovasi-inovasi dan terbukanya pasar-pasar baru. Semuanya meningkatkan investasi
yang selanjutnya mempercepat laju
pertumbuhan pendapatan nasional di atas tingkat pertambahan peduduk.
Rostow menyebutkan 3 ciri Negara yang sudah lepas landas, yaitu :
a) Meningkatnya jumlah investasi dari <5%
menjadi >10% dari Produk Nasional Bruto.
b) Perkembangan suatu atau beberapa sector
industry dengan tingkat laju pertumbuhan yang tinggi,yang dapat memacu
sector-sector lain (disebut leading sector).
c) Terciptanya suatu rangka dasar politik, social
dan lembaga2 yang me nyebabkan
pertumbuhan dapat berlangsung terus yang di dukung dengan penggunaan sumber
modal dalam negri.
4)
Tahap Kedewasaan (Maturity)
Tahap ini
oleh Rostow diartikan sebagai suatu periode di mana masyarakat sudah secara
efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor2 produksi dan
kekayaan alamnya. Dalam hal ini sektor2 ekonomi berkembang dengan pesat ;
leading sector dimasa lepas landas biasanya mengalami kemunduran,tetapi
digantikan oleh sector lain.
Pada tahap ini, tingkat pertumbuhan
ekonomi tidak lagi setinggi tahap lepas landas.
Namun
menurutnya tingkat perubahan kuantitas diimbangi dengan pertumbuhan hal2 yang
kualitatif,sehingga perekonomian makin kuat dan mandiri.
5)
Tahap konsumsi massa tingkat tinggi (High mass
Conion)
Dalam tahap ini, tinggkat konsomsi
masyarakat sudah sangat tinggi, terutama konsumsi energy. Gambaran nyata
tentang keadaan ini dapat dilihat pada kehidupan masyarakat di Eropa Barat,
Amerika Utara, dan jepang.
Tahap ini mempunyai ciri2 :
a) Adanya jaminan yang lebih baik bagi angkatan
kerja.
b) Tersedianya konsumsi bagi rakyat yang semakin
memadai.
c) Negara mencari perluasan kekuatan dimata dunia
e.
Teori Neo Imperialisme
teori ini mencoba menjelaskan
mengapa NSB sampai saat ini belum
sepenuhnya berkembang. Salah satu jawaban penting adalah
program pembangunan ekonomi telah menimbulkan ketergantungan baru terhadap
negara2 kapitalis. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi justru membawa
perekonomian NSB ke dalam penjajahan (imperialisme) gaya baru, yaitu penjajahan
yang bukan dengan menggunakan kekuatan militer, melainkan ekonomi.
f. Teori Lewis
Teori Arthur Lewis mencoba menjelaskan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu Negara dapat dilakukan dengan
meningkatkan pertumbuhan sector industry. Kelebihan tenaga kerja disektor
pertanian telah menyebebkan prokdutivitas
tenaga kerja sama dengan nol.
Pertumbuhan sector industry akan menyebabkan sebagian pekerja sector pertanian
pindah ke sector industry .perpindahan ini tidak akan menurunkan output seektor
pertanian,sebab pekerja disektor pertanian sangat melimpah. Menurut Lewis,
syarat yang dibutuhkan untuk menjadi sector industry sebagai mesin pertumbuhan
adalah investasi (barang modal) di sector indistri harus di tingkatkan.pada
saat yang bersamaan,upah kerja di sector indistri harus ditetapkan lebih tinggi
dari tingkat upah di sector pertanian.
Perbedaan tingkat upah tersebut akan menarik pekerja di sector pertanian pindah
ke sector industry.
g. Teori Pembangunan Neo Klasik
teori
ini merupakan pengembangan kembali ide-ide awal dari teori Neo-Klasik untuk di
terapkan dalam pembangunan ekonomi dunia ketiga. Teori ini sangat percaya bahwa
pembangunan ekonomi di dunia ketiga akan berhasil bila menerapkan prinsip2 mekanisme pasar . seba, melalui mekanisme pasar (pertukaran) ,spesialisasi,produktivitas,dan
kualitas SDM diasah dan diarahkan,
sehingga kualitas hidup kolektif dapat di tingkatkan.
Teori pembangunan Neo Klasik mengakui
kemungkinan terjadinya kegagalan pasar
(market failure) jika diterapkan sepenuhnya di dunia ketiga. Karena itu
teori ini sampai batas tertentu setuju dengan adanya intervensi pemerintah.
Seperti halnya Adam Smith, teori ini berpendapat bahwa campur tangan yang
terbaik adalah yang paling minimal (the
minimal government is the best government). Campur tangan yang paling
diharapkan dari pemerintah adalah memfasilitasi (facilitating) agar mekanisme
pasar berjalan seoptimal mungkin. Langkah konkrit yang dapat dilakukan
pemerintah ,misalnya, adalah melakukan investasi sarana dan prasarana fisik
(jalan raya,pelabuhan,telekomunikasi)dan social (pendidikan dan kesehatan).
Pendekatan ini sering di sebut sebagai pendekatan yang bersahabat dengan pasar
(market friendly approach).
No comments:
Post a Comment