Minggu Ke 6
BAB 17
Pembangunan
Terlanjutkan (Sustainable Development)
1.
Rusaknya/Memburuknya kondisi lingkungan hidup
berkurangnya jumlah hutan,sedangkan hutan
yang ada kualitasnya sangat menurun.sedangkan dinegara2 dunia ketiga,kerusakan
lingkungan yang paling menonjol adalah penebangan hutan,menurunya kualitas
air,degredasi lahan,dan meningkatnya pemukiman kumuh di wilayah perkotaan.
2.
Ketidakadilan Antargenerasi
pendahulu kita,telah mengeksploitasi alam
sedemikian rupa,sehingga tidak memberikan cadangan yang memadai untuk dinikmati
generasi selanjutnya.
1.
Imbang Korban Pertumbuhan Ekonomi-Kualitas
Lingkungan Hidup
a. Beberapa konsep dasar
1) Sumber daya ekonomi
Sumber daya ekonomi adalah unsure lingkungan
hidup yang ada dalam diri dan diluar diri peribadi manusia yang dapat secara
riil dan atau potensial bermanfaat untuk aktivitas produksi barang dan
jasa,dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia,secara individu maupun
kolektif.
2) Sumber daya alam
Sumber daya alam ialah sumber daya yang
terbentuk karna kekuatan alamiah,misalnya tanah,air,dan perairan,uadara dan
ruang,mineral,panas bumi,gas bumi,angin,pasang surut arus laut.sumber daya alam
merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang paling penting,tetapi jika terus
menerus digunakan jumlahnya akan menjadi berkurang.
3) Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda,daya,keadaan dan makhluk hidup,termasuk manusia dan pelakunya,yang
memengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
b. Pertumbuhan Ekonomi dan Eksploitasi Sumber
Daya Alam
Ketika membahas teori pertumbuhan ekonomi
telah ditunjukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh jumlah
factor produksi yang digunakan dan tingkat efisiensi penggunaanya.
Dimana:
Y : output (PDB)
K :barang modal (sumber daya buatan)
L :tenaga kerja (sumber daya manusia)
N :sumber daya alam
c. Penurunan Ekonomi dan Penurunan Kualitas
Lingkungan
Beberapa ukuran sederhana penurunan kualitas
lingkungan hidip adalah polusi udara,air dan tanah, makin sulitnya memeperoleh
air bersih,makin memanasnya suhu bumi, serta terganggunya iklim dan cuaca
akibat perusakan hutan.
2.
Masalah-Masalah di Masa Mendatang
Menurut Emil Salim (1988),beberapa masalah
yang akan terus menerus dihadapi masyarakat dunia adalah
kependudukan,ketersediaan pangan, kelestarian spesies dan
ekosistem,industrialisasi,ketersediaan energy,dan perkembangan kota.semua
masalah tersebut akan terus meningkatkan tekanan atau kerusakan lingkungan
hidup.
a. Jumlah penduduk dunia tahun 1999 adalah 5,982
miliar jiwa, dimana>1 miliar hidup dalam keadaan sangat miskin.umumnya
mereka tinggal diwilayah-wilayah yang sangat miskin kekayaan alamnya, khususnya
SDAT-nya. Yang dikhawatirkan adalah kemiskinan tersebut akan meningkatkan
kerusakan lingkungan hidup.
b.
Dampak
Kemajuan Teknologi Yang Mendua
Yang dimaksud
dengan dampak kemajuan teknologi yang mendua adalah di satu sisi kemajuan
teknologi telah meningkatkan efisiensi penggunaan SDA. Dilihat dari sisi ini sebenarnya
dapat dilakukan penghematan penggunaan SDA,bahkan pemulihan stok SDAT.Disisi
lain, kemajuan teknologi telah meningkatkan kemampuan produksi manusia. Jika
aktivitas produksi tidak dibatasi, jumlah absolut SDA yang tereksporasi
meningkat tajam.
c.
Kekuatan
Monopoli
Gejala monopoli
di pasar output dan input (monopsoni) makin jelas terlihat selama sepuluh tahun
terakhir ini. Dari faktor penyebabnya,monopoli dapat dibedakan menjadi monopoli
karena undang-undang dan monopoli alamiah.
Di negara sedang berkembang (NSB), gejala monopoli yang terjadi umumnya adalah
monopoli berdasarkan undang-undang. Tidak jarang hak monopoli ini diberikan
untuk kegiatan-kegiatan produksi yang eksploitatif terhadap SDA.
Di negara-negara maju, gejala monopoli yang terjadi adalah monopoli alamiah.
Kemampuan monopoli tersebut diperoleh karena penguasaan teknologi, informasi,
manajemen dan sumber-sumber faktor produksi.
3.
Pembangunan
Terlanjutkan (Sustainable Development)
Masalah-masalah
yang telah dijelaskan di atas mendorong pemikiran alternatif konsep
pembangunan. Salah satu hasil penting adalah berhasil dirumuskannya konsep
pembangunan terlanjutkan
a.
Definisi
dan Pengertian
Yang dimaksud dengan pembangunan terlanjutkan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Rumusan diatas memuat dua komponen pokok, yaitu kebutuhan dan keterbatasan.
Konsep kebutuhan berhubungan erat dengan aspek keadilan distribusi output
dunia, dimana seharusnya pemenuhan kebutuhan diprioritaskan kepada penduduk
yang masih bergulat dalam kemiskinan. Keterbatasan dikaitkan dengan aspek
teknologi dan pranata sosial dalam pengelolaan SDA dan atau lingkungan hidup,
agar SDA yang tersedia dapat digunakan untuk keperluan generasi sekarang dan
mendatang. Selain itu diharapkan juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan
hidup yang sudah terlanjur rusak
b.
Perhitungan
PDB Berdasarkan Konsep Pembangunan Terlanjutkan
Perubahan cara
pandang tentang pembangunan ekonomi membawa konsekwensi terhadap perubahan cara
dan indikator penilaian keberhasilan pembangunan. Salah satunya adalah
perubahan perhitungan PDB.
PNN=PNB-Dm-Dn..........................................................................................................(17.2)
dimana:
PNN = Produk Nasional netto yang terlanjutkan (sustainable Net National
Product)
PNB = Produk Nasional Bruto
Dm = depresiasi barang modal (depreciation of manufactur capital assets)
Dn = depresiasi sumber daya lingkungan (depreciation of
environmental capital)
Dinyatakan dalam satuan moneter (uang) per tahun
Dari persamaan diatas terlihat bahwa perhitungan PNN berdasarkan konsep
pembangunan terlanjutkan memperhitungkan kelestarian SDA dan kwalitas
lingkungan hidup.
Karena
pelestarian lingkungan dan penghematan SDA membutuhkan biaya, maka biayanya
harus diperhitungkan dalam analisis PDB.\
PNN=
PNB-Dm-Dn-RA-A.........................................................................................(17.3)
Di
mana :
RA
= Pengeluaran yang dibutuhkan untuk memulihkan (to restore) sumber daya
lingkungan, seperti hutan, air, ikan
A
= Pengeluaran yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lingkungan, seperti
polusi udara, penurunan kwalitas air dan tanah
Rumusan (17.2) dan (17.3) memberikan konsekwensi terhadap jumlah output yang
dihasilkan perekonomian.
4.
Penerapan
di Indonesia
Sejak awal tahun
1970 perhatian dan komitmen Indonesia terhadap konsep dan pelaksanaan
pembangunan terlanjutkan terlihat sangat meningkat.
Di dalam negri, komitmen pemerintah diwujudkan dalm GBHN dan pembuatan
Undang-undang maupun peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup.
a.
masalah
Lingkungan di Indonesia
Jika
diklasifikasi, ada empat masalah lingkungan yang sangat serius yang sedang
dihadapi Indonesia saat ini, yaitu :
1)
Deforestrasi
Hutan indonesia menduduki tempat kedua dalam hal luas setelah brasil, dan
mewakili 10% dari hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hampir 75% dari luas
lahan indonesia digolongkan sebagai areal hutan(sekitar 144juta hektar), dan
100-110juta hektar di perkirakan sebagai hutan lindung ( closed canopy )yang
lebih kurang 60juta diperuntukan bagi hutan produksi.
Proses deforestrasi yang berlangsung dengan tingkat tinggi telah mengancam
penyediaan bahan kayu dasar dan produk hutan sekunder serta mengurangi
pelayanan lingkungan seperti sumber mata air dan preservasi habitat alam yang
penting. Degradasi huatan yang diakibatkan oleh proses deforestrasi di
Indonesia tergolong tinggi, bukan hanya karena kebijakan pemerintah melalui
transmigrasi dan pemberian hak pengusahaan hutan (HPH), melainkan juga karena
aktivitas masyarakat, baik individu maupun kelompok.
2)
Degradasi Lahan
Degradasi lahan
(Land Degradation) berupa erosi merupakan masalah lingkungan serius di
Indonesia. Masalah ini terjadi bukan hanya karena proses deforestrasi, tetapi
juga sebagai dampak dari pertanian yang intensif-modern. Pada daerah-daerah
luar Jawa, lahan marjinal yang terbaik yang tertutup hutan banyak yang sudah
dan sedang diubah untuk pertanian. Di Pulau Jawa, lahan pertanian yang subur
telah berubah fungsi menjadi kepentingan perkotaan dan Industri. Pada
daerah-daerah dataran tinggi dan sekitar aliran sungai mengalami erosi tanah
yang tinggi. Erosi yang sering diakibatkan oleh penebangan hutan mengancam
pengangkutan air,sistem irigasi, dan kehidupan ikan-ikan daerah hilir.
3)
Kekurangan Air
Kekurangan air
(water shortages) merupakan salah satu masalah lingkungan utama di Indonesia.
Karena deforestrasi pada daerah dataran tinggi (uplands) telah mengakibatkan
meningkatnya permintaan air dan meningkatkan polusi air permukaan akibat erosi.
Pada musim kemarau, baik di Pulau Jawa maupun di luar Jawa, terjadi kekurangan
air permukaan, sementara itu sumber daya air tanah (groundwater) sekitar kota-kota
pantai utama sedang dikuras berlebihan (overdrawn). Kekurangan air ini, antara
lain, juga sebagai dampak samping dari proses deforestrasi dan erosi.
4)
Polusi
Udara dan Air
Proses Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat disepanjang pantai utara Jawa
telah mengakibatkan tingkat polusi udara dan air yang sangat tinggi dan
selanjutnya mengancam pertumbuhan industri dan perkotaan. Limbah
Industrimencemari sungai-sungai dan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
pada penduduk perkotaan yang tergantung dari sungai-sungai itu untuk kebutuhan
air dan ikan, serta membunuh spesies dan merusak batu karang (coral reers) di
sepanjang lautan. Selain karena jumlah industri yang semakin banyak, sebagian
besar industri belum memiliki alat penanganan limbah yang memadai. Selain
karena jumlah penduduk yang banyak, kontribusi polusi dari sampah rumah tangga
diperparah oleh terbatasnya sistem pembuangan kotoran sampah yang memadai.
b.
Faktor Penentu Pelaksanaan Pembangunan Terlanjutkan di Indonesia
Masalah
lingkungan merupakan masalah yang sangat kompleks yang membutuhkan keterlibatan
semua pihak, baik pemerintah dengan seluruh perangkat yang terkait pihak swasta
atau pelaku ekonomi maupun masyarakat luas. Kesemua unsur ini perlu keterpaduan
dan kebersamaan dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan terlanjutkan atau
pembangunan berwawasan lingkungan.
1)
Kehendak
Politik Pemerintah
Kehendak politik
pemerintah yang berkaitan dengan penanganan masalah lingkungan untuk mewujudkan
pembangunan terlanjutkan adalah faktor penting dalam mempercepat proses
tersebut. Pembenturan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan terkadang sulit
bagi pemerintah untuk menerapkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan
ini. Kehendak politik pemerintah tidak hanya dengan pernyataan dan simbol
politik saja, melainkan direalisasikan dalam kebijakan dan ketertiban dalam
pelaksanaannya. Penegakan kebijakan yang efektif dan efisien merupakan faktor
penting guna menjamin pecapaian tujuan dari kebijakan lingkungan.
2)
Peranan
Institusi Lingkungan Pemerintah
Salah satu tindak
lanjut dari kebijakan lingkungan di Indonesia, pemerintah telah mendirikan dan
mengembangkan institusi yang menangani isu lingkungan yaitu badan pengendalian
lingkungan (Bapedal) dan Pusat studi lingkungan (PSL), serta lembaga-lembaga
terkait. Lembaga-lembaga ini menjadi ujung tombak bagi pelaksanaan kebijakan
lingkungan di Indonesia. Efektifitas dan efisiensi kerja lembaga ini menjadi
kunci utama tercapainya tujuan kebijakan lingkungan di Indonesia.
3)
Peranan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Kehadiran LSM
yang bergerak di bidang lingkungan mempunyai arti tersendiri dalam gerakan
pembangunan terlanjutkan. Institusi semacam ini bisa secara langsung menangani
proyek-proyek untuk mengatasi masalah lingkungan, serta mendidik masyarakat
akan sadar lingkungan. Dalam konteks yang lebih luas, kehadiran institusi
lingkungan semacam ini bisa mengubah opini masyarakat agar peduli lingkungan.
4)
Peranan
Sektor Industri
Dukungan pelaku
ekonomi produsen merupakan salah satu kunci utama dalam suksesnya pembangunan
berkelanjutan. Sektor ini dititik beratkan pada orientasi ekonomi, sedangkan
pencegahan masalah ekonomi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
5)
Peranan
Media Massa
Peranan media massa sangat penting dalam
mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah lingkungan. Media Massa
tidak hanya berfungsi sebagai penyebar informasi,melainkan sekaligus bisa
mengubah opini masyarakat tentang masalah yang diberitakan. Sadar linkungan
(darling) merupakan kunci penting tentang partisipasi aktif masyarakat dalam
menangani masalah lingkungan. Pemberitaan yang sering tentang masalah linkungan
serta masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaannya, pelanggaran, serta
proses pelaksanaan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), misalnya, akan
efektif bagi peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
lingkungan.
1)
Kesadaran
dan Partisipasi Masyarakat
Kesadaran
masyarakat umun akan lingkungan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
pembangunan terlanjutkan. Partisipasi masyarakat terhadap masalah lingkungan
sangat tegantung pada tingkat kesadaran dan kepedulian mereka terhadap masalah
lingkungan tersebut. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap
pengendalian masalah lingkungan perlu upaya yang terarah dan
berkesinambungan,di samping peningkatan faktor-faktor diatas
c.
Otonomi Daerah
Mulai 1 Januari
2001 pengelolaan sumber daya alam (SDA) dilaksanakan dalam kerangka
desentralisasi berdasarkan UU No.22/1999. Titik berat penyelenggaraan otonomi
daerah adalah kabupaten, sedangkan provinsi menjalankan fungsi-fungsi
dekonsentrasi.
Salah satu fungsi strategis yang diserahkan kepada pemerintah kabupaten adalah
lingkungan hidup. Sedangkan wewenang tentang penggunaan SDA dan standar
konservasi ada di tangan pemerintah pusat
Pada awal tahun 2001 Pemerintah telah
mengeluarkan Keppres tentang Kewenangan Penyelenggaraan Otonomi Daerah di
bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, yang menjadi acuan pembagian kekuasaan
atas rezeki sumber daya pertambangan antar pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
d.
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
Salah satu Departemen
baru yang dibentuk oleh pemerintahan Abdurahman Wahid adalah Departemen
Kelautan dan Perikanan. Pembentukan departemen tersebut sangat relevan bagi
Indonesia. Sebab Indonesia adalah negara maritim yang ¾ wilayahnya merupakan
lautan.
Potensi kelautan Indonesia belum tergarap sepenuhnya. Diperkirakan bahwa sampai
1997 Indonesia baru memanfaatkan 59% potensi perikanan laut. Potensi sumber
daya kelautan yang masih dapat dikembangkan beberapa diantaranya :
1)
potensi perikanan yang masih bisa dimanfaatkan sebesar 2,6 juta ton per tahun
2)
budidaya tambak masih dapat dibuka hingga 500000 hektar
3)
budidaya karang dan rumput laut
4)
cekungan minyak, khususnya di lautan dalam
5)
energi kelautan dan energi gelombang
6)
wisata bahari dan
7)
transportasi laut
Beberapa masalah yang dihadapi dalam
pengelolaan sumber daya kelautan antara lain adalah :
1)
Kurangnya data dan informasi tentang kelautan kita
2)
Kerusakan-kerusakan sumber daya kelautan seperti habisnya hutan mangrove di
daerah-daerah berpenduduk padat
3)
Masih lemahnya kapasitas manajerial pengelolaan laut, dilihat dari lemahnya
aspek kelembagaan
4)
Minimnya dana yang tersedia untuk pelestarian lingkungan, termasuk kelautan
5)
Lemahnya pendukung lingkungan daerah.
6)
Potensi konflik horizontal maupun vertikal dalam hal pengelolaan sumber daya
kelautan, dengan diterapkannya UU No 22/1999
No comments:
Post a Comment