Wednesday 12 June 2013

Tugas Bab 16 & 17

Minggu Ke 6

BAB 17
Pembangunan Terlanjutkan (Sustainable Development)
1.      Rusaknya/Memburuknya kondisi lingkungan hidup
    berkurangnya jumlah hutan,sedangkan hutan yang ada kualitasnya sangat menurun.sedangkan dinegara2 dunia ketiga,kerusakan lingkungan yang paling menonjol adalah penebangan hutan,menurunya kualitas air,degredasi lahan,dan meningkatnya pemukiman kumuh di wilayah perkotaan.

2.      Ketidakadilan Antargenerasi
 pendahulu kita,telah mengeksploitasi alam sedemikian rupa,sehingga tidak memberikan cadangan yang memadai untuk dinikmati generasi selanjutnya.

1.      Imbang Korban Pertumbuhan Ekonomi-Kualitas Lingkungan Hidup

a.      Beberapa konsep dasar

1)      Sumber daya ekonomi
Sumber daya ekonomi adalah unsure lingkungan hidup yang ada dalam diri dan diluar diri peribadi manusia yang dapat secara riil dan atau potensial bermanfaat untuk aktivitas produksi barang dan jasa,dalam rangka peningkatan kualitas hidup manusia,secara individu maupun kolektif.
2)      Sumber daya alam
Sumber daya alam ialah sumber daya yang terbentuk karna kekuatan alamiah,misalnya tanah,air,dan perairan,uadara dan ruang,mineral,panas bumi,gas bumi,angin,pasang surut arus laut.sumber daya alam merupakan salah satu sumber daya ekonomi yang paling penting,tetapi jika terus menerus digunakan jumlahnya akan menjadi berkurang.
3)      Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,keadaan dan makhluk hidup,termasuk manusia dan pelakunya,yang memengaruhi  kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

b.      Pertumbuhan Ekonomi dan Eksploitasi Sumber Daya Alam
Ketika membahas teori pertumbuhan ekonomi telah ditunjukan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh jumlah factor produksi yang digunakan dan tingkat efisiensi penggunaanya.

Dimana:
Y : output (PDB)
K :barang modal (sumber daya buatan)
L :tenaga kerja (sumber daya manusia)
N :sumber daya alam

c.       Penurunan Ekonomi dan Penurunan Kualitas Lingkungan
Beberapa ukuran sederhana penurunan kualitas lingkungan hidip adalah polusi udara,air dan tanah, makin sulitnya memeperoleh air bersih,makin memanasnya suhu bumi, serta terganggunya iklim dan cuaca akibat perusakan hutan.

2.      Masalah-Masalah di Masa Mendatang

Menurut Emil Salim (1988),beberapa masalah yang akan terus menerus dihadapi masyarakat dunia adalah kependudukan,ketersediaan pangan, kelestarian spesies dan ekosistem,industrialisasi,ketersediaan energy,dan perkembangan kota.semua masalah tersebut akan terus meningkatkan tekanan atau kerusakan lingkungan hidup.

a.      Jumlah penduduk dunia tahun 1999 adalah 5,982 miliar jiwa, dimana>1 miliar hidup dalam keadaan sangat miskin.umumnya mereka tinggal diwilayah-wilayah yang sangat miskin kekayaan alamnya, khususnya SDAT-nya. Yang dikhawatirkan adalah kemiskinan tersebut akan meningkatkan kerusakan lingkungan hidup.

b.      Dampak Kemajuan Teknologi Yang Mendua

            Yang dimaksud dengan dampak kemajuan teknologi yang mendua adalah di satu sisi kemajuan teknologi telah meningkatkan efisiensi penggunaan SDA. Dilihat dari sisi ini sebenarnya dapat dilakukan penghematan penggunaan SDA,bahkan pemulihan stok SDAT.Disisi lain, kemajuan teknologi telah meningkatkan kemampuan produksi manusia. Jika aktivitas produksi tidak dibatasi, jumlah absolut SDA yang tereksporasi meningkat tajam.

c.       Kekuatan Monopoli

            Gejala monopoli di pasar output dan input (monopsoni) makin jelas terlihat selama sepuluh tahun terakhir ini. Dari faktor penyebabnya,monopoli dapat dibedakan menjadi monopoli karena undang-undang dan monopoli alamiah.
            Di negara sedang berkembang (NSB), gejala monopoli yang terjadi umumnya adalah monopoli berdasarkan undang-undang. Tidak jarang hak monopoli ini diberikan untuk kegiatan-kegiatan produksi yang eksploitatif terhadap SDA.
            Di negara-negara maju, gejala monopoli yang terjadi adalah monopoli alamiah. Kemampuan monopoli tersebut diperoleh karena penguasaan teknologi, informasi, manajemen dan sumber-sumber faktor produksi.

3.      Pembangunan Terlanjutkan (Sustainable Development)

            Masalah-masalah yang telah dijelaskan di atas mendorong pemikiran alternatif konsep pembangunan. Salah satu hasil penting adalah berhasil dirumuskannya konsep pembangunan terlanjutkan

a.      Definisi dan Pengertian

            Yang dimaksud dengan pembangunan terlanjutkan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
            Rumusan diatas memuat dua komponen pokok, yaitu kebutuhan dan keterbatasan. Konsep kebutuhan berhubungan erat dengan aspek keadilan distribusi output dunia, dimana seharusnya pemenuhan kebutuhan diprioritaskan kepada penduduk yang masih bergulat dalam kemiskinan. Keterbatasan dikaitkan dengan aspek teknologi dan pranata sosial dalam pengelolaan SDA dan atau lingkungan hidup, agar SDA yang tersedia dapat digunakan untuk keperluan generasi sekarang dan mendatang. Selain itu diharapkan juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang sudah terlanjur rusak


b.      Perhitungan PDB Berdasarkan Konsep Pembangunan Terlanjutkan

            Perubahan cara pandang tentang pembangunan ekonomi membawa konsekwensi terhadap perubahan cara dan indikator penilaian keberhasilan pembangunan. Salah satunya adalah perubahan perhitungan PDB.
PNN=PNB-Dm-Dn..........................................................................................................(17.2)
dimana:
            PNN = Produk Nasional netto yang terlanjutkan (sustainable Net National Product)
            PNB = Produk Nasional Bruto
            Dm  = depresiasi barang modal (depreciation of manufactur capital assets)
            Dn   = depresiasi sumber daya lingkungan (depreciation of environmental capital)
                        Dinyatakan dalam satuan moneter (uang) per tahun
            Dari persamaan diatas terlihat bahwa perhitungan PNN berdasarkan konsep pembangunan terlanjutkan memperhitungkan kelestarian SDA dan kwalitas lingkungan hidup.
Karena pelestarian lingkungan dan penghematan SDA membutuhkan biaya, maka biayanya harus diperhitungkan dalam analisis PDB.\
PNN= PNB-Dm-Dn-RA-A.........................................................................................(17.3)
Di mana :
RA = Pengeluaran yang dibutuhkan untuk memulihkan (to restore) sumber daya lingkungan, seperti hutan, air, ikan
A   = Pengeluaran yang dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lingkungan, seperti polusi udara, penurunan kwalitas air dan tanah
            Rumusan (17.2) dan (17.3) memberikan konsekwensi terhadap jumlah output yang dihasilkan perekonomian.

4.      Penerapan di Indonesia

            Sejak awal tahun 1970 perhatian dan komitmen Indonesia terhadap konsep dan pelaksanaan pembangunan terlanjutkan terlihat sangat meningkat.
            Di dalam negri, komitmen pemerintah diwujudkan dalm GBHN dan pembuatan Undang-undang maupun peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup.
a.      masalah Lingkungan di Indonesia

            Jika diklasifikasi, ada empat masalah lingkungan yang sangat serius yang sedang dihadapi Indonesia saat ini, yaitu :

1) Deforestrasi
            Hutan indonesia menduduki tempat kedua dalam hal luas setelah brasil, dan mewakili 10% dari hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hampir 75% dari luas lahan indonesia digolongkan sebagai areal hutan(sekitar 144juta hektar), dan 100-110juta hektar di perkirakan sebagai hutan lindung ( closed canopy )yang lebih kurang 60juta diperuntukan bagi hutan produksi.
               Proses deforestrasi yang berlangsung dengan tingkat tinggi telah mengancam penyediaan bahan kayu dasar dan produk hutan sekunder serta mengurangi pelayanan lingkungan seperti sumber mata air dan preservasi habitat alam yang penting. Degradasi huatan yang diakibatkan oleh proses deforestrasi di Indonesia tergolong tinggi, bukan hanya karena kebijakan pemerintah melalui transmigrasi dan pemberian hak pengusahaan hutan (HPH), melainkan juga karena aktivitas masyarakat, baik individu maupun kelompok.

2) Degradasi Lahan

            Degradasi lahan (Land Degradation) berupa erosi merupakan masalah lingkungan serius di Indonesia. Masalah ini terjadi bukan hanya karena proses deforestrasi, tetapi juga sebagai dampak dari pertanian yang intensif-modern. Pada daerah-daerah luar Jawa, lahan marjinal yang terbaik yang tertutup hutan banyak yang sudah dan sedang diubah untuk pertanian. Di Pulau Jawa, lahan pertanian yang subur telah berubah fungsi menjadi kepentingan perkotaan dan Industri. Pada daerah-daerah dataran tinggi dan sekitar aliran sungai mengalami erosi tanah yang tinggi. Erosi yang sering diakibatkan oleh penebangan hutan mengancam pengangkutan air,sistem irigasi, dan kehidupan ikan-ikan daerah hilir.

3) Kekurangan Air

            Kekurangan air (water shortages) merupakan salah satu masalah lingkungan utama di Indonesia. Karena deforestrasi pada daerah dataran tinggi (uplands) telah mengakibatkan meningkatnya permintaan air dan meningkatkan polusi air permukaan akibat erosi. Pada musim kemarau, baik di Pulau Jawa maupun di luar Jawa, terjadi kekurangan air permukaan, sementara itu sumber daya air tanah (groundwater) sekitar kota-kota pantai utama sedang dikuras berlebihan (overdrawn). Kekurangan air ini, antara lain, juga sebagai dampak samping dari proses deforestrasi dan erosi.

4)      Polusi Udara dan Air

            Proses Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat disepanjang pantai utara Jawa telah mengakibatkan tingkat polusi udara dan air yang sangat tinggi dan selanjutnya mengancam pertumbuhan industri dan perkotaan. Limbah Industrimencemari sungai-sungai dan menimbulkan resiko kesehatan yang serius pada penduduk perkotaan yang tergantung dari sungai-sungai itu untuk kebutuhan air dan ikan, serta membunuh spesies dan merusak batu karang (coral reers) di sepanjang lautan. Selain karena jumlah industri yang semakin banyak, sebagian besar industri belum memiliki alat penanganan limbah yang memadai. Selain karena jumlah penduduk yang banyak, kontribusi polusi dari sampah rumah tangga diperparah oleh terbatasnya sistem pembuangan kotoran sampah yang memadai.

b. Faktor Penentu Pelaksanaan Pembangunan Terlanjutkan di Indonesia

            Masalah lingkungan merupakan masalah yang sangat kompleks yang membutuhkan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah dengan seluruh perangkat yang terkait pihak swasta atau pelaku ekonomi maupun masyarakat luas. Kesemua unsur ini perlu keterpaduan dan kebersamaan dalam menyukseskan pelaksanaan pembangunan terlanjutkan atau pembangunan berwawasan lingkungan.

1)      Kehendak Politik Pemerintah

            Kehendak politik pemerintah yang berkaitan dengan penanganan masalah lingkungan untuk mewujudkan pembangunan terlanjutkan adalah faktor penting dalam mempercepat proses tersebut. Pembenturan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan terkadang sulit bagi pemerintah untuk menerapkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan ini. Kehendak politik pemerintah tidak hanya dengan pernyataan dan simbol politik saja, melainkan direalisasikan dalam kebijakan dan ketertiban dalam pelaksanaannya. Penegakan kebijakan yang efektif dan efisien merupakan faktor penting guna menjamin pecapaian tujuan dari kebijakan lingkungan.

2)      Peranan Institusi Lingkungan Pemerintah

            Salah satu tindak lanjut dari kebijakan lingkungan di Indonesia, pemerintah telah mendirikan dan mengembangkan institusi yang menangani isu lingkungan yaitu badan pengendalian lingkungan (Bapedal) dan Pusat studi lingkungan (PSL), serta lembaga-lembaga terkait. Lembaga-lembaga ini menjadi ujung tombak bagi pelaksanaan kebijakan lingkungan di Indonesia. Efektifitas dan efisiensi kerja lembaga ini menjadi kunci utama tercapainya tujuan kebijakan lingkungan di Indonesia.

3)      Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

            Kehadiran LSM yang bergerak di bidang lingkungan mempunyai arti tersendiri dalam gerakan pembangunan terlanjutkan. Institusi semacam ini bisa secara langsung menangani proyek-proyek untuk mengatasi masalah lingkungan, serta mendidik masyarakat akan sadar lingkungan. Dalam konteks yang lebih luas, kehadiran institusi lingkungan semacam ini bisa mengubah opini masyarakat agar peduli lingkungan.  

4)      Peranan Sektor Industri

         Dukungan pelaku ekonomi produsen merupakan salah satu kunci utama dalam suksesnya pembangunan berkelanjutan. Sektor ini dititik beratkan pada orientasi ekonomi, sedangkan pencegahan masalah ekonomi membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

5)      Peranan Media Massa

Peranan media massa sangat penting dalam mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah lingkungan. Media Massa tidak hanya berfungsi  sebagai penyebar informasi,melainkan sekaligus bisa mengubah opini masyarakat tentang masalah yang diberitakan. Sadar linkungan (darling) merupakan kunci penting tentang partisipasi aktif masyarakat dalam menangani masalah lingkungan. Pemberitaan yang sering tentang masalah linkungan serta masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaannya, pelanggaran, serta proses pelaksanaan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), misalnya, akan efektif bagi peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan.

1)      Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat

       Kesadaran masyarakat umun akan lingkungan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan terlanjutkan. Partisipasi masyarakat terhadap masalah lingkungan sangat tegantung pada tingkat kesadaran dan kepedulian mereka terhadap masalah lingkungan tersebut. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pengendalian masalah lingkungan perlu upaya yang terarah dan berkesinambungan,di samping peningkatan faktor-faktor diatas

c. Otonomi Daerah

            Mulai 1 Januari 2001 pengelolaan sumber daya alam (SDA) dilaksanakan dalam kerangka desentralisasi berdasarkan UU No.22/1999. Titik berat penyelenggaraan otonomi daerah adalah kabupaten, sedangkan provinsi menjalankan fungsi-fungsi dekonsentrasi.
            Salah satu fungsi strategis yang diserahkan kepada pemerintah kabupaten adalah lingkungan hidup. Sedangkan wewenang tentang penggunaan SDA dan standar konservasi ada di tangan pemerintah pusat
Pada awal tahun 2001 Pemerintah telah mengeluarkan Keppres tentang Kewenangan Penyelenggaraan Otonomi Daerah di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, yang menjadi acuan pembagian kekuasaan atas rezeki sumber daya pertambangan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah


d. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

            Salah satu Departemen baru yang dibentuk oleh pemerintahan Abdurahman Wahid adalah Departemen Kelautan dan Perikanan. Pembentukan departemen tersebut sangat relevan bagi Indonesia. Sebab Indonesia adalah negara maritim yang ¾ wilayahnya merupakan lautan.
            Potensi kelautan Indonesia belum tergarap sepenuhnya. Diperkirakan bahwa sampai 1997 Indonesia baru memanfaatkan 59% potensi perikanan laut. Potensi sumber daya kelautan yang masih dapat dikembangkan beberapa diantaranya :

1) potensi perikanan yang masih bisa dimanfaatkan sebesar 2,6 juta ton per tahun
2) budidaya tambak masih dapat dibuka hingga 500000 hektar
3) budidaya karang dan rumput laut
4) cekungan minyak, khususnya di lautan dalam
5) energi kelautan dan energi gelombang
6) wisata bahari dan
7) transportasi laut

Beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya kelautan antara lain adalah :

1) Kurangnya data dan informasi tentang kelautan kita
2) Kerusakan-kerusakan sumber daya kelautan seperti habisnya hutan mangrove di daerah-daerah berpenduduk padat
3) Masih lemahnya kapasitas manajerial pengelolaan laut, dilihat dari lemahnya aspek kelembagaan
4) Minimnya dana yang tersedia untuk pelestarian lingkungan, termasuk kelautan
5) Lemahnya pendukung lingkungan daerah.
6) Potensi konflik horizontal maupun vertikal dalam hal pengelolaan sumber daya kelautan, dengan diterapkannya UU No 22/1999

 Nama Kelompok :

1.Ika Andani

2. Irma Selvyani

3. Liberty

4. Wiwit Tri Chayani

Tugas bab 16 & 17

-->
BAB 16
PENGANTAR  EKONOMI  PEMBANGUNAN
Bab ini menguraikan secara ringkas tentang bidang studi ekonomi pembangunan( economics of development ). Akan di bahas apa yang dimaksut dengan ekonomi pembangunan, tujuan dan ruang lingkup pembahasannya, apa bedanya dengan teori-teori ekonomi konvensional, dan mengapa bidang studi ini berkembangkan. Di bagian akhir akan di ulas beberapa teori utama yang umumnya di pakai untuk menjelaskan fenomena pembangunan ekonomi yang terjadi setengah abad terakhir ini.
1.      Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Istilah ekonomi pembangunan mengacu kepada suatu pengertian tentang ilmu ekonomi yang di terapkan dalam analisis masalah dan kebijakan perekonomian negara-negara yang belum maju (underdeveloped countries).
Ekonomi pembangunana mulai berkembang pesat setalah perang dunia ke 2  (PD II) di sekitar pertengahan 1940-an. Pada waktu itu b anyak sekali negara-negara Asia dan Afrika yang berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajah. Termasuk di antaranya adalah indonesia. Yang memotivasi negara-negara tersebut memerdekakan diri adalah keinginan hidup bebas, layak dan manusiawi. tetapi, ternyata  kemerdekaan secara politis tidak dapat segera melepaskan negara-negara tersebut dari penderitaan ekonomi. Sebaliknya, kemerdekaan politisi memberikan beban/tanggung jawab selanjutnya yaitu perjuangan menyejahterakan rakyat. Dengan kata lain  , kemerdekaan harus diisi dengan pembangunan ekonomi.
Dari  sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan ekonomi pada dasarnya adalah upaya untuk memperluas pengetahuan dan kebebasan memilih ( increasing the ability and freedom to choice ). Tercapainya hal tersebut merupakan indikator bahwa manusia secara individu mampu selektif dapat me ndapatkan utilitas /  kualitas hidupnya. Karena yang harus dibangun terutama adalah :

a.      Kualitas SDM, termasuk di dalam nya kualitas kesehatan, pendidikan , moral, metal, dan kemampuan untuk hidup bersama.
b.      Sarana dan prasarana, fisik seperti jalan raya, pelabuhan, sarana transportasi, sarana produksi dan komunnikasi.
c.       Kelembagaan-kelembagaan ekonomi modern, misalnya seperti hak kepemimpinan, sistem keuangan hukum, mekanisme pasar dan juga tata nilai baru.
Dengan di bangunnya hal-hal tersebut di atas, diharapkan kesejahteraan rakyat makin tinggim terutama makin baik, efisien, dan adilnya alokasi sumber daya ekonomi.
Dengan  uraian di atas, jelas bahwa pembangunan ekonomi merupakan pekerjaan yang sangat besar dan rumit dan tidak dapat di selesaikan dalam waktu yang singkat. Pemb angunan ekonomi sangat membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar. Bahkan pembangunan ekonomi merupakan proses antar generasi. Apa yang di rintis oleh generasi saat ini, baru akan dinikmati oleh beberapa generasi yang akan datang.
Namun yang lebih penting lagi adalah pembanguna ekonomi membutuhkan peralatan analisi yang lebih realistis di bandingan peralatan yang ada dalam teori ekonomi mikro maupun ekonomi makro. Sebab jika, anda perhatiakan dengan seksama, analisis mikro dan makro dibangun  berdasarkan asumsi – asumiyang kurang relevan dengan kondisi nyata negara-negara yang sedng berkembang (NSB). Misalnya analisis keseimbangan pasar tenaga kerja yang anda pelajari  ( dalam teori makro & mikro) di bangun berdasarkan asumsi bahwa upah di bayar sesuai produktivitas , sementara tujuan orang bekerja adalah memaksimumkan kepuasan. Asumsi tersebut sangat cocok untuk negara-negara maju , sedangkan  di NSB seperti di indonesia  diartikan upah lebih rendah atau lebih tinggi dari pada tingkat prodktivitas.
Di butuhkan penyesuaian lebih lanjut agar teori-teori hyang di kembangkan di barat dapat menangkap/menjelaskan prilaku rasional individu atau masyarakat di NSB . bahkan harus diikuti oleh kegiatan-kegiatan riset atau studi yang bersifat induktif. Hal inilah yang banyak di lakukan dalam teori ekonomi  pembangunan. Kaena inilah ilmu ekonomi pembangunan merupakan implikasi dan adaptasi teori  ekonomi barat dalam konteks negara-negara belim maju atau sedang berkembang, teori ini lebih sarat dengan masalah nilai (value). Target pembangunan yang ingin di capai dari kebijakan ekonomi yang di rancang harus berdasarkan prinsip efisien yaitu meminimalkan biaya  ( cost minimalization) atau maksimalisasi output ( output maxmization).
2.     Berkembangnya Teori Pembangunan
Dalam bagian ini akan di tunjukan fakta-fakta yang mendorong perlunya pembangunan ekonomi degan menggunakan analisis ekonomi pembangunan. Fakta-fakta tersebut mencakup beberapa indikator mendasar untuk mengukur tingkat kesejahteraan manusia secara individu maupun kolektif.
a.      Klasifikasi negara
Pengelompokan negara yaitu negara maju (developed country), negara belum maju (underdeveloped country ), dan negara sedang berkembang /membangun ( developing country) . istilah yang sering di gunakan adalah istilah negara-negara utara dan selatan. Pengelompokan di bentuk oleh lebaga-lem baga kerjasama internasioal  seperti perserikatan bangsa bangsa (PBB) , bank dunia ,organisasi kerjasama pembangunan ekonomi. Perbedaan ini  tidak untuk menunjukan kejelekan tapi pebedaa ini untuk meningkatkan karakter-karakter dasar suatu perekonomian
o   Negara maju dan negara belum maju
Yang di maksut negara-negara (sudah ) maju, di singkat NSM (developed countries) adalah negara-negara yang berdasarkan kriteria bank dunia sedangkan negara-negara belum maju (underdeveloped country)  adalah negara negara yang belum mencapai kondisi tersebut bahkan ada negar-negara yang hidupnya begitu sederhana serta cendrung sangat miskin dan keterbelakangan. Penggolongan negara-negara inihanyalah satu dari beberapa pengklasifikasiaan yang di gunakan kebetulan atau berdasarkan perkembangan sejarah  terdapat kesamaan bentuk geografis maupun ideologis dari negara-negara tersebut.
o   Utara selatan
Pengelompokan ini berdasarkan letak wilayah geografis. Umumnya negara-negara maju yaitu Eropa Barat dan amerika utara ( amerika serikat dan kanada) ,kelompok ini mengacu kepada negara yang telah maju  dan kaya. Sementara kelompok selatan mengacu kepada negara-negara yang sedang berkembang (LDCS) dan NSB yang umumnya terletak di belahan bumu selatan.
o   Dunia  pertama, kedua dan ketiga
Pengelompokan ini berdasarkan idiologi yang dianut yang di maksut dunia pertama adalah negara barat yang liberal dengan sistem ekonomi kapitalis . dunia ke dua yaitu yang menganut  antiliberal  dengan sistem ekonomi yang cendrung sosialis dan dunia ke tiga adalah negara- negara yang tidak termasuk kepada kedua tersebut umumnya negara dunia ketiga ini masih keterbelakanga n atau sedang membangun sehingga ke mun gkinan akan memiliki makna yang sama.
b.      Fakta-fakta berdasarka laporan badan PBB
Laporn tentang perkembangan pembangunan manusia tahun 1999 yang di keluarkan United Nasional Devlopment Program menunjukan bahwa perekonomian prekonomian ketiga sangat memperhatinkan. Ada bebrapa tolak ukur yang di kembangan oleh para ahli ekonomi guna mengukur tingkat kemiskinan masyarakat adalah sebagai berikut:
o   Tolok ukur kemiskinan absolut yang di kembangkan oleh prof sayogyo ( dari IPB) yang menggunakan tingkat konsumsi dalam takaran ekuivalen dengan kg beras per orang per tahun 1997 :


Batas kemiskinan                   kota                            desa
Miskin                                                 480                              320
Sangat miskin                          360                              240
Melarat sekali                                     270                              180
            Bank dunia juga menetapkan suatu batasan kemiskinan absolut yang setiap tahun di hasilkan.
o   Kebutuhan fisik minimum (kfm) yaitu kebutuhan fisik  selama satu bulan bagi seorang pekerja yang di ukur dalam uang berdasarkan jumlah kalori, proteinvitamin dan bahan mineral lainnya yang di perlukan untuk hidup layak, yang di ukur dalam rupiah
o   Bank dunia juga membuat semacam indeks kemiskimuryang pemenuh kebutuhan berlaku kepada NSB berdasarkan tolak ukur ini, ambang kemiskinan adalah tingkt pemenuhan kebutuhan  fisik yang kemudian dinyatakan dalam uang.
o   Badan Pusat Statistik (BPS) juga menggunakan tolak ukur dari bank dunia yamg rata-rata pemheluaran untuk pemenuhan kebutuhan  2.100 kalori per hari, tetapi di tambah oleh kebutuhan minimum publikasi terakhir bank dunia membuat esyimasi mengenai angka kemiskinan di indonesia  dalam estimasi tersebuat terdapat perbedaan mengingat standar metodologi digunakan oleh bank dunia berbeda. Penggunaan garis kemiskinan internasional seperti itu memiliki kelebihan  sekaligus kekurangan. Tampaknya distribusi pendapatan dunia di abad 21 ini akan sulit di perbaiki karena beberapa alasan yaitu :
1.      Makin melemahnya akses penduduk di dunia ketiga terhadap SDE penting, khususnya informasi. Jaringan informasi modern , khusunya satelit, di kuasai penduduk-penduduk kaya
2.      Makin tertinggalnya SDM sebagian besar penduduk dunia ketiga, di lihat dari indikator pendapatan perkapita.
3.      Makin kuatnya cengkraman perusahaan-perusahaan multinasional yang umumnya  berasal dari negara maju.
Kondisi memprihatinkan bukan hanya terjadi pada bidang ekonomi saja dalam bidang politik juga lebih dari 15 juta penduduk duni ketiga harus mengungsi karena konflik internal dan konflik antar negara dunia ketiga juga semakin besar.
c.       Hakikat pembangunan
Ada 3 elemen penting yang perlu di perhatikan berkaitan dengan pembangunan, yaitu :
o   Proses
o   Upaya
o   Peningkatan kualitas hidup.
1. Pembangunan sebagai sebuah proses
Pembangunan sebagai sebuah proses adalah pembangunan merupakan sebuah tahap yang harus di jalani oleh setiap masyarakat atau bangsa. Sejarah menunjukan tahap-tahap tersebut dapat belangsung secaa alamiah, artinya  suatu negara bisa saja menjadi negara maju tanpa harus menggunakan teori-teori pembangunan. Negara-negara yang menjalani pembangunan secara alamiah mereka membutuhkan waktu lebih dari 1.000 tahun untuk dapat di sebut sebagai negara maju.
2.Pembangunan sebaga upaya
Sebagai sebuah upaya pembagunan merupakan tindakan aktif yang harus di lakukan oleh suatu negara/bangsa yang ingin mau. Alasan yang paling mendasar adalah menjukan pengalaman bahwa sebagian bangsa yang telah maju secara alamiah gagal mempertahankan tingkat kemajuaan. Bahkan beberapa diantaranya saat ini menjadi negara/bangsa keterbelakangan dan tidak memiliki peran penting dalam peraturan politik dunia.
3.Pembangunan berarti peningkatan kualitas hidup
Harus diakui kualitas hidup adalah suatu konsep yang sangat relatif dan abstrak. Tetapi ada ukuran / perasaan yang bersifat universal yang di pakai sebagai patokan yang relatif objektif. Suatu bangsa dapat di katakan baik juka bangsa tersebut bisa menghargai dirinya tersebut. Dan dia bisa menghormati dirinya sendiri dan orang lain. Sikap-sikap  di atas secara politis tercemin dari kesedian menerima perbedaan pendapat dan atau keputusan bersama.

d.      Hakika pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi ( economic development ) lebih luas makna nya daridari pertumbuhan ekonomi (economic growt). Jika konsep pertumbuhan ekonomi lebih mengacu kepada perubahan-perubahan kuantitatif, maka pembangunan ekonomi juga mencakup dimensi kualitatif. Pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu unsur pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi    =          pertumbuhan ekonomi           +          perubahan
( economic development) =          (economic growth)                 +          (changes)
o   Pertumbuhan ( growth )
Menunjukan perubahan skalar jika output perekonomian dari waktu ke waktu makin bertambah, di katakan telah terjadi pertumbuhan. Hal ini dapat dianalog dengan pertumbuhan manusia.
o   Perubahan ( changes )
Menunjukan perubahanke arah kematangan ( kedewasaan ) analog te ntang ini adalah manusia yang sehat, sealain bertambah besar juga bertambah dewasa yamg di maksut bertambah dewasa adalah terjadi perubahan-perubahan yang kualitatif perubahan-perubahantersbut adalah sebagai berikut :
a.      Perubahan sikap  ( attitude changes )
Antara lain adalah penghargaan terhadap waktu yang di wujudkan dalam hal tepat waktu, kesediaan melakukan sesuatu dengan persiapan atau perencanaan. Makin tinggi tingkat kemandirian juga merupakan perubahan sikap yang sangat di butuhkan. Hal ini tidak hanya di ekspresikan dalam hal tidak lagi percaya begitu saja terhadap takdir.

b.      Perubahaan kelembagaan ( institutional changes )
Yang harus di prioritaskan adalah hak kepemilikan uang dan mekanisme pasar. Makin individualnya hak kepemilikan, makin tingginya tingkat penggunaan uang dan makin berjalannya mekanisme pasar( persaingan sempurna ) dapat memacu manusia bekerja lebih keras dan produktif.mereka makin mampu melakukan optimalisasi individu sebab jika hak kepemilikan masih bersifat kolektif seperti dalam masyarakat pedesaan akan menimbulkan gejala free rider ( pemboncengan gratisan) maksutnya orang-orang yang malas, tidak berkualitas atau produktif masih mampu mempertahankan hidupnya tanpa bekerja, mereka menumpak hidup kepada para sanak saudaranya.

c.       Perubahan struktural
Perubahan struktural yang terutama adalah struktur produksi dan pegeluaran. Jika perekonomian makin modern, maka sumbangan output sektor industri dan jasa makin meningkat, sedangkan sektor pertanian semakin meurun. Salah satunya adalah kriteria negara maju .
3.Karakteristik Negara Sedang Berkembang
            Kita memperdalam  pengertian tentang negara-negara belum maju, dengan melihat karakteristik-karakteristik ( ciri-ciri ) umumnya.
a.      Rendahnya tingkat kehidupan ( low level of giving )
Rendahnya ti ngkat kehidupan terutama di lihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar. Laporan UNDP 1999 menunjukan masih lebih dari satu miliar penduduk NSB hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi sehingga kesehatan juga buruk dan umumnya pendidikan masih sangat rendah.
b.      Rendahnya tingkat prouktivitas ( low level of prodictivity )
Rendahnyta tingkat produktivitas dapat di lihat dari PDB perKapita atau PDB per kerja yamh sangat kecil. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tinkat kehidupan, juga bekkaitan dengan terbatasnya kesempatan kerja yamg tersedia, terutama bagi meraka yang berpendidikan rendah.
c.       Tingginya Tingkt Pertambahan Penduduk ( high rates of population growth )
 Tingginya oertambahan penduduk di NSB adalah dua sampai empat kali lipat pertambahan penduduk negara-negara maju. Tidak mengherankan jika sekitar 75 % penduduk dunia ini merupakan penduduk NSB tinggi nya ini dapat menimbulkan masalah besar yang berkaitan penyediaan pangan, pendidikan , kesehatan, dam kesempatan kerja .
d.      Tinggina Resiko tingkat Ketergantungan ( high rates of dependency ratio )
Adalah ukuran yang menunjukan beberapa besar beban penduduk usia produktif (15-64 tahun ) karena menanggung usia non produktif ( 0-14 tahun + ≥ 65 tahun ).
        
Di mana :
            DR = Depenncy ratio
Jika angka DR = 0,64 atau 64 %, maka setiap 100 orang usia produktif herus menanggung 64 penduduk lainnya yang non produktif.
Besarnya angka DR sangat berhubungan dengan struktur penduduk. Di NSB karena tingkat pertambahan penduduk sangat tinggi, maka struktur penduduk di dominasi oleh penduduk usia muda ( 0 – 14 tahun ) yang belum produktif.

e.      Tingginya Tingkat Pengangguran ( high rates of unemployment )
Tingkat pengangguran di NSB umumnya juga sangat tinggi. Angka pengangguran akan semakin besar bila di ukur dengan angka underemployment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi di banding laju pertumbuhan kesempatan kerja rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berhubungan eret dengan tingkat penanaman modal, khususnya di sektor-sektor modern .
f.        Ketergantungan pada Sektor Pertanian Primer ( Substantial Dependence on Agricultural-Primary Production )
Negara-negara belum berkembang umumnya sangat tergantung pada hasil sector pertanian atau sektor primer. Bahkan ada negara-negara yang sangat tergantung pada hasil satu komoditas pertanian saja. Perekonomian yang seperti ini disebut perekonomian monokultur. Selain sector pertanian, ada juga perekonomian yang sangat tergantung pada hasil atu barang saja.
g.      Pasar dan Informasi Yang Tidak Sempurna (Imperfect Market and Information)
Struktur pasar barang dan jasa umunya nonkompetisi sempurna, dapat berupa monopoli dan oligopoli dipasar output, serta monopsoni dan oligopsoni di pasar factor produksi. Penguasaan informasi juga tidak seimbang dan simetris. Informasi dikuasai hanya oleh sekelompok pengusaha yang mempunyai hubungan baik dengan penguasa sehingga cenderung merugikan konsumen.
h.      Ketergantungan Yang Besar dan Kerentanan Terhadap Kondisi Eksternal (Dominance, Dependence, and Vulnerability in International Relation)
Yang dimaksud dengan ketergantungan pada kondisi eksternal adalah kondisi domestic perekonomian NSB yang dipengaruhi  kondisi perekonomian lainnya, khususnya perekonomian negara-negara maju. Industrialisasi juga dapat menyebabakan perekonomian makin tergantung pada kondisi eksternal bila industry dibangun, bahan baku dan barang modalnya sangat mengandalkan impor.



4. Pembangunan Ekonomi Sebagai Proses Transformasi
a. Transformasi Pertanian
Transformasi pertanian (agriculture transformation ) adalah perubahan kegiatan pertanian dari bersifat tradisional dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau tingkat subsistensi menjadi kegiatan yang modern berskala besar dan bermotifkan memperoleh keuntungan. Tranfosmasi pertanian baru akan terjadi jika sisi penawaran dan permintaan distimulir agar terus meningkat.
Upaya peningkatan sisi penawaran melalui peningkatan kapasitas produksi, misalnya penerapan teknologi, peningkatan pengetahuan, keahlian dan spesialis serta memperbesar skala usaha. Peningkatan permintaan terhadap output pertanian dapat dilakukan melalui peningkatan pendapatan/kesejahteraan masyarakat, mengaitkan sector pertanian dengan sector industri serta memperluas pasar ekspor.
b. Transformasi Demografi
1. Transisi Demografi
Transisi  kependudukan adalah suatu perubahan dari kondisi tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi ke kondisi tingkat kelahiran dan kematian rendah. Makin majunya masyarakat menyebabkan keluarga lebih mementingkan kualitas anak. Keinginan perencanaan keluarga makin besra karena dalam masyarakat industry, biaya ekonomi mempunyai anak menjadi semakin besar. Sementara kemajuan teknologi pencegahan kehamilan (kontrasepsi) juga mendukung keinginan tersebut akibatnya tingkat kelahiran juga menurun.
2. Perubahan Struktur Penduduk
            Dalam jangka panjang terjadi perubahan struktur penduduk, terutama dari usia dan pendidikan. Dilihat dari kategori usia, jumlah penduduk akan didominasiboleh penduduk usia produktif dan manula. Sementara dilihat dari pendidikan, akan makin banyak penduduk yang berpendidikan menengah atau lebih tinggi.
3. Meningkatnya Penduduk Perkotaan
            Kemajuan ekonomi juga ditandai dengan berkembangnya kota – kota lama dan tumbuhnya kota – kota baru. Kota – kota tersebut berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan, kegiatan ekonomi (bisnis) dan juga pusat kebudayaan. Jika ekonomi makin maju, tuntutan fasilitas modern dan aktivitas nonpertanian meningkat, akibatnya jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan akan menigkat.
c. Transformasi Struktural
1. Struktur Produksi
Negara agraris adalah negara yang sebagian besar output nasionalnya (PDB) berasal dari sector pertanian. Pada awal PJP Indonesia masih disebut sebagai negara agraris sebab lebih dari separuh PDB berasal dari sector pertanian, dimana sekitar 60% angkatan kerja berkerja di sector pertanian. Salah satu strategi yang di tempuh pemerintah adalah pengembangan sector industry, dan mengaitkannya dengan sector pertanian. Upaya tersebut memperbaiki struktur perekonomian dimana pada tahun 1997 sekitar 20% PDB berasal dari sector industry, suatu keadaan yang lebih baik dibanding 30 tahun sebelumnya dimana sector industry hanya menyumbang 8% PDB. Namun Indonesia belum disebut sebagai negara industri, sebab suatu perekonomian baru dapat disebut sebgai negara industri jika output sektor industrinya merupakan 30% atau lebih dari total ouput nasional.
2. Struktur Permintaan
Struktur prmintaan/pengeluaran agregat akan mengalami perubahan jika perekonomian telah makin maju. Pada tahp awal perkembanganya, umunya lebih dari 70% permintaan/pengeluaran adalah untuk konsumsi rumah tangga. Artinya, ketika perekonomian belum maju dan kesejahteraan belum baik, sebagian besar pendapatan digunakan untuk kebutuhan konsumsi, khususnya konsumsi kebutuhan pokok. Pada saat perekonomian maju, secara nominal tingkat konsumsi akan meningkat, tetapi secara relati (presentase) akan menurun. Artinya, pada saat masyarakat makin makmur, pengeluaran terbesar bukan lagi untuk konsumsi. Ini menunjukkan bahwa  yang akan meningkat pesat adalah pengeluaran untuk investasi.

d. Tranformasi Kelembagaan
Transformasi kelembagaan adalah makin tersedia dan sempurnanya lembaga-lebaga untuk pengambilan keputusan yang individual atau mandiri. Agar keputusan individu tersebut tudak bertentangan dengan kepentingan umum, lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan kolektif juga harus diberdayakan. Transformasi kelembagaan sangat memperkuat transformasi-transformasi lainnya, sehingga perekonomian dapat mempertahankan pertumbuhan dan perubahan ekonomi dalam jangka panjang.


5. Masalah dan Kebijakan Ekonomi di Negara-negara Sedang Berkembang
a.      Permintaan dan Penawaran Agregat

1.      Permintaan Agregat
Jumlah penduduk NSB yang besar tidak diimbangi dengan permintaan efektif yang besar, karena rendahnya tingkat kehidupan. Lemahnya permintaan efektif akan menyulitkan pengembangan sector industry, yang baru mencapai biaya minimum bila skala produksi sangat besar. Rendahnya derajat kehidupan seringkali membuat rakyat di NSB tidak mampu membeli kebutuhan pokok, baik yang bersifat konsumtif maupun investasi SDM. Misalnya makanan bergizi, di satu sisi merupakan komoditas konsumtif, tetapi disisi lain merupakan investasi untuk meningkatkan kesehatan. Berkembangnya sector swasta juga akan memperluas sumber penerimaan (pajak) negara.
2.      Penawaran Agregat
Kelemahan penawaran agregat berkaitan dengan rendahnya produktivitas, minimnya stok barang modal, serta ketergantungan yang besar pada sector pertanian dan primer. Akibatnya, selain jumlahnya sangat kecil, elastisitas penawaran juga sangat inelastis. Rendahnya penawaran agregat memiliki arti rendahnya pertumbuhan ekonomi, yang mempunyai dampak terhadap rendahnya pertambahan kesempatan kerja. Rendahnya kesempatan kerja akan menyebabkan rendahnya pertumbuhan pasar domestic, yang menahan keinginan investor menanamkan modalnya.
b.      Kebijakan – kebijakan Pembangunan

1.      Kebijakan Ekonomi

v  Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat memperbesar kemampuan penawaran agregat melalui pemberian kredit, khususnya kepada kelompok usaha kecil dan menengah (UKM). Kebijakan moneter juga dapat memperbesar permintaan agregat, khususnya untuk kebutuhan pokok yang sangat penting, seperti perumahan.
v  Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal melalui subsidi dapat meningkatkan daya beli dan daya investasi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tetap. Kebijakan fiscal dapat menahan laju perilaku konsumtif masyarakat kaya dan berpendapatan tinggi. Hal ini dilakukan lewat kebijakan pajak penghasilan (PPh) progresif dan pajak pertambahan nilai (PPN), khususnya untuk brang mewah (PPnBM). Menahan laju perilaku kelompok kaya amat penting setidak-tidaknya karena dua alasan :
1)      Mengurangi inflasi akibat tekanan permintaan
Keterbatasan penawaran agregat akan memperbesar tekanan permintaan, bila pola dan gairah konsumsi kelompok kaya tidak dibatasi. Sebab pada akhirnya hal ini akan menaikkan inflasi, yang akan merugikan masyarakat berpendapatan rendah dan tetap.
2)      Menekan efek peniruan (demonstration effect) masyarakat miskin
Efek permintaan (demonstration effect) adalah berubahnya pola konsumsi masyarakat bawah menjadi lebih konsumtif dari yang seharusnya, karena terpengaruh oleh perilaku konsumsi kelompok masyarkat yang sudah kaya dan berepnghasilan tinggi.selain untk mengelola permintaan agregat, kebijakan fiscal juga berguna untuk pengelolaan sisi penawaran agregat. Jika penawarn agregat perlu ditingkatkan, pemerintah juga dapat menggunakan instrumen pajak dan subsidi.
c.       Kebijakan Ekonomi Internasional
Umumnya pemimpin NSB lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka (melakukan hubungan ekonomi dengan luar negeri). Sebab kebijakan ini akan membuka pasar ekspor bagi produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan barang modal dan bahan baku industri dari negara-negara lain. Beberapa kebijakan yang umumnya dipilih oleh NSB adalah kebijakan-kebijakan promosi ekspor, substitusi impor, dan proteksi industri.
1.      Kebijakan promosi ekspor selain emnghasilkan devisa, juga ,elatih dan meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi domestik.
2.      Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barabg-barang yang tadinya impor dan tujuan utamanya adalah penghematan devisa.
3.      Kebijakan proteksi industry umumnya bersifat sementara. Sebab tujuannya untuk melindungi industry yang masih baru berkembang sampai mereka mampu bersaing. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah pengenaan tariff dan pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik.




2.      Kebijakan Nonekonomi
Pengalaman pembangunan di NSB berkali-kali menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang dirancang dan dilaksanakan tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terjadinya kegagagaln pasar yang disebabkan belum baiknya mekanisme pasar dan informasi yang tidak simetris dan sempurna. Tetapi factor lain yang tidak dapat diabaikan adalah faktor-faktor social budaya. Karenanya, kebijakan nonekonomi akan saling mendukung dengan kebijakan ekonomi. Kebijakan non ekonomi yang dapta ditempuh pemerintah antara lain penegakan hukum, memperbaiki kondisi demokrasi, desentralisasi atau pengembangan otonomi daerah secara bertahap.
c.       Utang Luar Negeri (External Debt)

1.      Utang Luar Negeri Pemerintah (Public External Debt)
Utang luar negeri pemerintah (ULNP) adalh pinjaman pemerintah dari lembaga-lembaga bantuan keuangan internasional, khususnya Bank Dunia dan Dana moneter Internasional (International Monetery Fund). Ada beberapa argumentasi yang membenarkan pinjaman luar negeri oleh pemerintah, diantaranya adalah :
a.      Sangat lemahnya kemampuan pendanaan domestic sector swasta maupun pemerintah.
b.      Pinjaman yang diberikan sangat ringan, dalam arti utang bersifat jangka panjang dan dengan tingkat bunga sangat rendah.
c.       Selain mendapat kucuran dana, negara-negara peminjamjuga mendapat bantuan teknis, memperluas jaringan kerja informasi, dan juga memperluas pasar ekspor.
d.      Bagi negara pemeberi pinjaman yang umumnya sangat kaya, makin besarnya ULN dunia ketiga, berarti memperkecil uang menganggur.

2.      Utang Luar Negeri Swasta (Private External Debt)
Utang luar negeri swasta (ULNS) dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis. Lembaga-lembaga keuangan internasional baru akan member pinjaman kepada sector swasta, jika memenuhi pertimbangan-pertimbangan finansial. Dasar pertimbangan utamanya adalah untung rugi, maka ULNS mempunyai syarat beban yang lebih berat.
3.      Perkembangan Utang Luar Negeri Dunia Ketiga
Pada tahun 1997 jumlah ULN NSB mencapai US$ 2,0 triliun, padahal pada tahun 1985 baru mencapai US$ 0,92 triliun, atau selama 1985-1997 ULN dunia ketiga meningkat dengan kecepatan 6,7% per tahun. Angka pertumbuhan ULN ini lebih besar dari pertumbuhan PNB dunia ketiga untuk periode yang sama.
d.      Rasio Beban Utang Luar Negeri
Rasio beban ULN merupakan indicator yang digunakan untuk melihat seberapa besar beban utang luar negeri suatu negara.

1.      Rasio ULN/PDB
Angka ULN/PDB menunjukkan berapa persentase ULN terhadap output. Jika rasionya 60%, berarti jumlah ULN adalah 60% PDB. Makin besar angkanya, dianggap makin buruk.
2.      Debt Service Ratio (DSR)
Debt service ratio (DSR) adalah angka yang menunjukkan berapa persen nilai bunga dan cicilan ULN yang harus dibayar terhadap total ekspor.
            DSR  =

6. Teori – teori Ekonomi Pembangunan
a. Teori Adam Smith
Adam Smith (1723-1790) melihat pembangunan ekonomi sebagai proses pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan mekanisme pasar. Suatu perekonomian akan tumbuh dan berkembang bila mekanisme pasar berjalan baik (sempurna). Syarat yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan spesialisasi yang dikontrol lewat mekanisme pasar. Peranan pemerintah hanyalah mengupayakan agar mekanisme, pasar dapat berjalan baik. Ia mengemukakan 3 unsur utama dalam proses pertumbuhan hasil produksi :
1.      Sumber daya manusia, yaitu pertambahan jumlah penduduknya.
2.      Pertambahan dalam persediaan barang modal (akumulasi modal) karena tabungan masyarakat diinvetasikan oleh para pemilik modal dengan harapan memperoleh keuntungan.
3.      Spesialisasi dan pembagian kerja disertai perluasan pasar dan perkembangan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun internasional.
Adam Smith memandang pertambahan penduduk sebagai factor penunjang pertumbuhan ekonomi, karena pertambahan pertumbuhan akan memperluas pasar yang selanjutnya akan mempertinggi tingkat spesialisasi dan pembagian kerja.  Kenaikan produktivitas menyebabkan kegiatan ekonomi berkembang yang selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. 

-->
b. Teori Mathus
     Thomas Robert Malthus (1766-1834) menyoroti keterkaitan antara penambahan ekonomi dengan pertambahan penduduk.ekonomi hanya akan bertumbuh dalam jangka panjang jika pertambahan penduduk lebih rendah daripertumbuhan ekonomi.menurut Malthus, pertumbuhan penduduk yang menurut deret ukur, sementara pertumbuhan pangan menurut deret hitung,menyebabkan perekonomian untuk generasi mendatang cenderung suram. Dalam arti, generasi yang akan datang cenderung mengalami kekurangan pangan. Hal itu bisa dihindari jika pertambahan penduduk dikendalikan. Di Indonesia,cara berpikir Malthus memberikan inspirasi bagi pelaksanaan kebijakan penduduk,khusnya melalui program Keluarga Berencana (KB).
c. Teori Karl Marx
   Karl Marx (1818-1883) memendang proses kemajuan ekonomi sebagai proses evolusi social. Menurutnya,factor pendinamis perkembangan ekonomi adalah kemajuan teknologi. Pada awalnya kemajuan teknologi dikuasai dan disalahgunakan oleh sekelompok kecil masyarakat, yang oleh Marx disebut  kaum borjuis atau kapitalis.dengan memanfaatkan kekuatan politik dan pasar, para pemilik modal terus mengakumulasikan keuntungan mereka dalam bentuk penambahan stok barang modal. Penambahan stok barang modal dalam jangka panjang tidak diimbanngi dengan hasil yang memadai, karena pasar terus melemah akibat perilaku pemilik modal,yang terus menerus mengeksploitasi buruh.
  Pada saatnya nanti kaum buruh akan meberontak dan menang. Barang modal yang ada bukan lagi merupakan milik pribadi (pemilik modal), melainkan milik bersama. Zaman itulah yang disebut sebagai zaman sosialisme. Tetapi zaman sosialisme bukanlah puncak keemasan kaum buruh, sebab akan hadir zaman komunisme yang bercirikan tidak adanya pemerintahan. Manusia bekerja bukan sekedar untuk makan,tetapi sebagai bagian dari ekspresi diri.
  Oleh para pemimpin komunisme Rusia,m teoti pembangunan Karl Marx yang bersifat evolusioner diubah menjadi teori pembangunan yang revolusioner dengan melakukan beberapa tindakan :
merebut kekuasaan dengan kekerasan dari tangan Tsar Rusia,
membentuk monopoli politik dengan mendirikan partai mayoritas tunggal,
monopoli kekuatan militer,
mempercepat proses kemajuan ekonomi dengan menggunakan mekanisme non pasar, yaitu perencanaan terpusat.
d. Teori Rostow
       Teori-teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang bersifat garis lurus dan bertahap. Salah satu teori yang terkenal adalah teori W.W Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Menurut Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian maju dalam lima tahap.
1)      Tahap perekonomian Tradisional

Pada tahap ini kegiatan ekonomi masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Produktifitas masih rendah, sementara aplikasi teknologi manajemen masih sangat terbatas.

    Menurut  Rostow,ciri-ciri pada tahap ini adalah:
a)      Tingkat produksi per kapita dan produktivitas per pekerja masih sangat rendah,karena ilmu pengetahuan modern dan teknologi belum dikenal.
b)      Sebagai besar tenaga kerja berada di sector pertanian.
c)      Struktur social bersifat hirarkis/feudal.
d)      Hubungan keluarga masih sangat erat dan kekuasaan dipegang oleh mereka yang mempunyai tanah luas.

2)      Tahap Pra Lepas Landas

    Yang dimaksud tahap lepas adalah tahap dimana perekonomian mampu tumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri. Tahap ini tidak terjadi seketika. Persiapan-persiapan lepas landas dilakukan pada tahap pra lepas landas. Beberapa indicator yang dapat dilihat antara lain adalah membaiknya kualitas SDM,makin cepatnya akumulasi pemupukan modal,dan makin berfungsinya lembaga-lembaga ekonomi modern.

   Tahap pra lepas landas merupakan masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan dengan kekuatan mandiri. Prasyarat yang harus di penuhi dahulu untuk dapat lepas landas adalah adanya perubahan perubahan yang cukup fundamental dibidang ekonomi,politik ,social budaya,dan system nilai.

3)      Tahap Lepas Landas  (Take Off)

tahap lepas landas ditandai dengan tingginya pertumbuhan ekonomi dan investasi.
 Penerapan teknologi dan manajemen modern makin luas dan antensif. Dengan demikian perekonomian mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan jangka panjang. Struktur ekonomi juga makin seimbang dan kuat, dimana peranan sector ekonomi modern (industry dan jasa) makin besar.


 Tahap ini diawali dengan perubahan yang drastis, baik dibidang social maupun politik,
Terciptanya kemajuan ekonomi yang pasat karena inovasi-inovasi dan terbukanya pasar-pasar baru. Semuanya meningkatkan  investasi  yang  selanjutnya mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional di atas tingkat pertambahan peduduk.
               Rostow menyebutkan 3 ciri Negara yang sudah lepas landas, yaitu :
a)      Meningkatnya jumlah investasi dari <5% menjadi >10% dari Produk Nasional Bruto.
b)      Perkembangan suatu atau beberapa sector industry dengan tingkat laju pertumbuhan yang tinggi,yang dapat memacu sector-sector lain (disebut leading sector).
c)      Terciptanya suatu rangka dasar politik, social dan  lembaga2 yang me nyebabkan pertumbuhan dapat berlangsung terus yang di dukung dengan penggunaan sumber modal dalam negri.
4)      Tahap Kedewasaan (Maturity)

Tahap ini oleh Rostow diartikan sebagai suatu periode di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor2 produksi dan kekayaan alamnya. Dalam hal ini sektor2 ekonomi berkembang dengan pesat ; leading sector dimasa lepas landas biasanya mengalami kemunduran,tetapi digantikan oleh sector lain.

      Pada tahap ini, tingkat pertumbuhan ekonomi tidak lagi setinggi tahap lepas landas.
Namun menurutnya tingkat perubahan kuantitas diimbangi dengan pertumbuhan hal2 yang kualitatif,sehingga perekonomian makin kuat dan mandiri.

5)      Tahap konsumsi massa tingkat tinggi (High mass Conion)

   Dalam tahap ini, tinggkat konsomsi masyarakat sudah sangat tinggi, terutama konsumsi energy. Gambaran nyata tentang keadaan ini dapat dilihat pada kehidupan masyarakat di Eropa Barat, Amerika Utara, dan jepang.
 
     Tahap ini mempunyai ciri2 :
a)      Adanya jaminan yang lebih baik bagi angkatan kerja.
b)      Tersedianya konsumsi bagi rakyat yang semakin memadai.
c)      Negara mencari perluasan kekuatan dimata dunia
e. Teori Neo Imperialisme
      teori ini mencoba menjelaskan mengapa  NSB sampai saat ini belum sepenuhnya berkembang. Salah satu jawaban penting  adalah  program pembangunan ekonomi telah menimbulkan ketergantungan baru terhadap negara2 kapitalis. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi justru membawa perekonomian NSB ke dalam penjajahan (imperialisme) gaya baru, yaitu penjajahan yang bukan dengan menggunakan kekuatan militer, melainkan ekonomi.

f. Teori Lewis
Teori  Arthur Lewis mencoba menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu Negara dapat dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan sector industry. Kelebihan tenaga kerja disektor pertanian telah menyebebkan prokdutivitas  tenaga kerja sama  dengan nol. Pertumbuhan sector industry akan menyebabkan sebagian pekerja sector pertanian pindah ke sector industry .perpindahan ini tidak akan menurunkan output seektor pertanian,sebab pekerja disektor pertanian sangat melimpah. Menurut Lewis, syarat yang dibutuhkan untuk menjadi sector industry sebagai mesin pertumbuhan adalah investasi (barang modal) di sector indistri harus di tingkatkan.pada saat yang bersamaan,upah kerja di sector indistri harus ditetapkan lebih tinggi dari tingkat  upah di sector pertanian. Perbedaan tingkat upah tersebut akan menarik pekerja di sector pertanian pindah ke sector industry.

g. Teori Pembangunan Neo Klasik
teori ini merupakan pengembangan kembali ide-ide awal dari teori Neo-Klasik untuk di terapkan dalam pembangunan ekonomi dunia ketiga. Teori ini sangat percaya bahwa pembangunan ekonomi di dunia ketiga akan berhasil bila menerapkan prinsip2  mekanisme pasar . seba,  melalui mekanisme pasar  (pertukaran) ,spesialisasi,produktivitas,dan kualitas  SDM diasah dan diarahkan, sehingga kualitas hidup kolektif dapat di tingkatkan.
         Teori pembangunan Neo Klasik mengakui kemungkinan terjadinya kegagalan pasar  (market failure) jika diterapkan sepenuhnya di dunia ketiga. Karena itu teori ini sampai batas tertentu setuju dengan adanya intervensi pemerintah. Seperti halnya Adam Smith, teori ini berpendapat bahwa campur tangan yang terbaik adalah yang paling minimal  (the minimal government is the best government). Campur tangan yang paling diharapkan dari pemerintah adalah memfasilitasi (facilitating) agar mekanisme pasar berjalan seoptimal mungkin. Langkah konkrit yang dapat dilakukan pemerintah ,misalnya, adalah melakukan investasi sarana dan prasarana fisik (jalan raya,pelabuhan,telekomunikasi)dan social (pendidikan dan kesehatan). Pendekatan ini sering di sebut sebagai pendekatan yang bersahabat dengan pasar (market friendly approach).
  

Nama Kelompok : 

1. Ika Andani

2. Irma Selvyani

3. Liberty

4. Wiwit Tri Chayani