MINGGU PERTAMA KELOMPOK 5
“Ekonomi Kerakyatan Sesuai Kultur
Indonesia”
JAKARTA, KAMIS - Mubyarto Institute akan
mengembangkan konsep ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan kultur bangsa dan
diharapkan bisa mengikis dominasi sistem liberalisme dari perekonomian
Indonesia.Ketua Muyarto Institute, DR Noer Soetrisno, dalam konferensi pers peresmian
Mubyarto Institute di Jakarta, Kamis (15/1), mengatakan selama puluhan tahun kebijakan
ekonomi Indonesia berkiblat pada sistem liberal yang belum tentu sesuai dengan
kultur budaya
Indonesia.
"Penerapan sistem ekonomi liberal hanya
menguntungkan beberapa gelintir orang saja,
sedangkan
sebagian besar rakyat Indonesia semakin terpinggirkan," katanya.Menurut
dia, sistem liberalisme telah membiarkan berkembangnya ekonomi
konglomerasi yang nyaris tidak mampu mengatasi kesenjangan perekonomian
masyarakat Indonesia.
Dengan terjadinya krisis global yang terjadi pada
saat ini, di mana sistem ekonomi liberalisme terbukti tidak
mampu mengatasinya, maka saatnya ekonomi berbasis kerakyatan ini dikembangkan.Untuk
itu, lanjutnya, pengembangan ekonomi kerakyatan yang merupakan pengembangan
perekonomian lokal tradisional, tidak hanya sesuai dengan karakter bangsa, namun juga
terbukti bertahan dari terpaan krisis global.Menurut Noer Soetrisno, ekonomi rakyat pada
dasarnya harus dikembangkan menjadi jiwa dari kebijakan perekonomian nasional.
Dia menjelaskan bahwa ekonomi rakyat dalam
kerangka ekonomi Pancasila
hendaknya
dapat dikembalikan dengan menjadikan pertanian sebagai penjuru kebijakan perekonomian.Pengembangan
perekonomian berbasis lokal merupakan soko guru perekonomian nasional,
sehingga potensi-potensi ekonomi lokal yang sesuai dengan karateristik wilayah masing-masing
menjadi daya tahan yang tangguh dan berkelanjutan.
Sedangkan Ketua Yayasan Mubyarto, Drs Dumairy
dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pendirian Mubyarto Institute
ini untuk melanjutkan konsep ekonomi kerakyatan dengan mengkaji
rumusan teoritis akademisnya dan akan menjabarkan pada penerapan praktisnya.Mubyarto
Institute ini melanjutkan pemikiran dari almarhum pakar ekonomi Prof Mubyarto yang
mengembangkan cita-cita luhur Bung Hatta.Mubyarto telah merepresentasi bahwa istilah
ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi menurut para pendukungnya bukanlah
kooptasi dan pengkerdilan usaha mayoritas rakyat Indonesia, tetapi merupakan kegiatan
produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh semua warga masyarakat dan untuk
warga masyarakat,
sedangkan pengelolaannya di bawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat sendiri.
Sumber
:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/01/15/14191238/
Ekonomi.Kerakyatan.Sesuai.Kultur.Indonesia\
Komentar-komentar :
1. Ika
andani
Saya setuju dengan pendapat pertanyan berita di
atas. Karena menurut saya, memang perekonomian di negara kita saat ini sedang
mengacu sekali kepada ekonomi liberal yang hanya menguntungkan sebagian pihak
masyarakat di indonesia. Contohnya saja, orang kaya di negara ini malah semakin
banyak dan semakin kaya dan orang miskin justruh malah semakin miskin terbukti
telah adanya kesenjangan sosial yang semakin terlihat jelas. Dan ini sudah
terbukti bahwa sistem ekonomi liberal tidak dapat mengatasi masalah tersebut.
Oleh sebab itu ekonomi berbasis kerakyatan ini dikembangkan, dan mampu mengembalik
ekonomi rakyat dalam kerangka ekonomi Pancasila.
2. Irma Selvyani
Penerapan
atau pengembangan konsep ekonomi kerakyatan yang ingin dilakukan oleh Pak
Mubyarto adalah suatu cara yang baik untuk meningkatkan perekonomian di
Indonesia. Dengan adanya konsep ekonomi kerakyatan ini saya yakin perekonomian
akan terbantu khususnya bagi masyarakat yang ekonominya dibawah rata – rata. Sehingga
tinhkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia pun meningkat. Meningkatnya ekonomi
penduduk otomatis kesejahteraan penduduk pun meningkat karena dengan begitu
tingkat kriminalitas akan berkurang. Dibandingkan dengan penerapan system ekonomi
liberal yang tidak sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia, system / konsep
ekonomi kerakyatan sesuai dengan kultur Indonesia yaitu membantu satu dengan
yang lain seperti bhineka tunggal ika. Walaupun kita berbeda – beda suku namun
kita memiliki satu bahasa dang bangsa yang sama.
Namun,
berbeda dengan system liberal yang hanya mementingkan satu pihak saja. Sehingga
banyak pihak yang terlupakan bahkan saat ini masyarakat Indonesia masih ada
yang belum terjangkau oleh pemerintah. Misalnya, masih ada rakyat Indonesia
yang tidak mengenal pendidikan. Ini disebabkan karena tingkat perekonomian
masyarakat di Indonesia masih banyak dibawah garis kemiskinan. Jadi, mari kita
terapkan system ekonomi yang sesuai dengan kultur di Indonesia ini. Seperti yang
akan di kembangkan oleh Pak Mubyrato yang termuat dalam artikel diatas. Sehingga
tingkat perekonomian di Indonesia akan merata.
3. Wiwit tri
chahyani
Saya setuju,Bagi orang awam,
persoalan ideologi ekonomi tidak terlalu penting. Terpenting bagi mereka adalah
bagaimana bisa memperoleh penghidupan yang baik, mampu bertahan hidup,
syukur-syukur dapat membuat mereka sejahtera dan kaya raya. Namun, lain halnya
ditingkat elit kekuasaan. Persoalan ideologi menjadi pengarah hendak dibawa
kemana ekonomi bangsa dan negara ini. Sebab, dengan mengacu kepada tujuan
reformasi yang diharapkanmasyarakat, yakni kesejahteraan yang
berkeadilan.Ketika orang mendengar kata liberal, identifikasi perhatian
biasanya mengarah pada padanannya, yakni kebebasan.
Ekonomi liberal bisa
jadi diartikan sebagai ekonomi kebebasan atau ekonomi bebas., ini artinya bebas
“mau diapain” ekonominya. Bebas untuk melakukan apapun tanpa syarat. Bebas
untuk mendapatkan sesuatu tanpa halangan. Namun, liberalisme di sini sebetulnya
mengacu pada peranan pemerintah terhadap ekonomi dan mekanisme pasar.
Dengan demikian, liberalisme di sini
berkonotasi “bebas dari kontrol pemerintah”, atau kebebasan inidividu untuk
menjalankan persaingan bebas, termasuk kebebasan bagi kaum kapitalis untuk
mencari keuntungan sebesar-besarnya. Ciri dari sistem Ekonomi
Liberal adalah adanya konglomerasi.,
Teori ini sebetulnya
tidak salah. Namun, jika hal ini dikaitkan dengan persolan keadilan, tentu ini
tidak menyentuh rasa keadilan sama sekali. Terlebih, di dalam negara yang
hukumnya masih sangat lemah.pemerintah harus melakukan intervensi dalam
perekonomian dan membangun sebuah model perekonomian yang baru. Ekonomi
Kerakyatan merupakan versi lain dari Ekonomi Sosialis yang sebetulnya
diadaptasikan dan disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Dalam sistem Ekonomi
Sosialis ini yang ingin ditekankan adalah peningkatan kehidupan masyarakat
lapisan bawah, meliputi buruh, tani, nelayan, dan UKM. Peningkatan ini dapat
dilakukan melalui berbagai macam cara, antara lain menciptakan lapangan kerja
baru, membuka lahan pertanian atau perkebunan baru, menggali potensi yang ada,
atau menaikkan upah buruh sampai cukup untuk kehidupan yang layak, termasuk
untuk pendidikan dan masa depan anak-anaknya.
Dalam Ekonomi
Kerakyatan yang diutamakan adalah rakyat kecil, seperti buruh, petani, nelayan,
dan UKM. Dalam sistem ini, khususnya dalam bidang produksi, yang ingin didorong
maju adalah UKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada perbedaan dalam hal
ini, yakni ketika kenaikan produksi oleh UKM, hasilnya dapat dinikmati oleh
sejumlah besar pengusaha kecil. Sedangkan kenaikan yang sama oleh konglomerat
hasilnya hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang kaya saja. Dengan demikian
pemerataan pendapatan akan tercapai dan gap antara yang kaya dan yang
miskin akan lebih menyempit.
Dalam konteks
intervensi negara dalam sistem ekonomi kerakyatan, pemerintah harus mengatur
bagaimana posisi modal yang ditanamkan oleh seorang konglomerat atau pengusaha.
Seorang konglomerat, misalnya boleh saja memiliki saham di banyak perusahaan,
tetapi tidak boleh menjadi penguasa di lebih dari tiga perusahaan. Selain itu,
dia hanya boleh menjabat sebagai direksi perusahaan di tiga perusahaan yang
berbeda, misalnya. Namun, selanjutnya, dia hanya hanya boleh menjadi pemegang
saham minoritas yang tidak mempunyai hak suara signifikan. Syarat penting bagi
pelaksanaan sistem ini adaah aturan yang harus dijalankan dengan ketat dengan
sanksi hukum yang berat. Aturan ini relatif harus lebih ketat terhadap investor
asing.
Saat ini, pemerintah
Indonesia terlihat masih gamang di dalam menerapkan model ekonomi mana yang
cocok untuk diimplementasikan. Saya sendiri memandang, ekonomi kerakyatan
adalah model yang paling cocok karena realitas masyarakat yang hidup di bawah
garis kemiskinan dan sejalan dengan Pancasila sebagai pedoman utama konsep
ekonomi Indonesia.
4.Liberti
Menurut pendapat saya, dari membaca artikel yang
berjudul ekonomi kerakyatan sesuai dengan kultur indonesia,saya setuju jika
negara indonesia menganut sistem ekonomi kerakyatan, hali ini sangat cocok
kepada realitas bangsa indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan dan
sejalan dengan pancasilan yang menjadi pedoman utama konsep ekonomi indonesia.
Namun kenyataan yang terjadi di indonesia kebijakan ekonomi indonesia berkiblat
kepada sisitem liberal ini terbukti dari kebijakan yang di buat oleh pemerintah
indonesia karena, pendapat ekonomi liberal hanya menguntungkan beberapa
gelintir orang saja, dan termasuk kebebasan bagi kaum kapitalis untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan sebagian besar bangsa indonesia
semakin terpinggirkan, dan menyebabkan kesenjangan sosial semakin meluas
No comments:
Post a Comment