Thursday 18 December 2014

Tugas 1 (Kelompok)

Tata Ejaan

unduhan (1)

 Disusun Oleh : Kelompok 7
                                         Nama             : Desyria Pratiwi
                                                                  Irma Selvyani Ks
                                                                  Isna Hardiani
                                                                  Tika Ervina br Kaban    
           Kelas             : 3EB23


BAHASA INDONESIA 2#
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014


Assalamua'alaikum Wr Wb
            Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasuluallah Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat-sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruannya serta berpedoman dengan petunjuknya.
            Alhamdulillah syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala kasih sayangnya makalah ini tentang " Struktur Pasar Monopoli " selesai di kerjakan, semua itu tak lepas dari dukungan serta motivasi dari beberapa pihak atas semua bantuan serta keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai meskipun banyak sekali kesalahan serta kekurangan baik dalam segi penulisan dan pembahasan, karena manusia tempat salah dan lupa, namun sebaik- baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat dan memperbaiki kesalahannya, dari itu kami harapkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran study kami dan kebaikan kita bersama.
            Harapan kami semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi diri kami dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya..
Amiiinn…


Bekasi, Desember 2014

                                                                                                       Penulis







DAFTAR ISI


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ..........  ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................  1
C. Tujuan Masalah................................................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian EYD...............................................................................................................  2
B. Pemakaian Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan.....................................................   2
C. Pemenggalan Kata Dasar Menurut EYD.........................................................................  5
D. Penggunaan dan Tata Tulis dalam EYD..........................................................................  8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..........................................................................................................................  10
A. Kritik................................................................................................................................  10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11



 BAB I
PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Dasar yang paling baik untuk melambangkan bunyi ujaran atau bahasa adalah satu bunyi ujaran yang membedakan arti dilambangkan dengan satu lambang tertentu. Lambang yang dipakai untuk mewujudkan bunyi ujaran itu biasa disebut huruf. Dengan huruf-huruf itulah manusia dapat menuliskan gagasan yang semula hanya disampaikan secara lisan. Keseluruhan peraturan tentang cara menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dalam suatu bahasa termasuk masalah yang dibicarakan dalam ejaan.
Yang dimaksud dengan ejaan adalah cara melafalkan dan menuliskan huruf, kata,
unsur serapan, dan tanda baca. Bahasa Indonesia menggunakan ejaan fonemik,
yaitu hanya satuan bunyi yang berfungsi dalam bahasa Indonesia yang dilambangkan dengan huruf.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) ?
2.      Bagaimanakah pemakaian dalam EYD ?
3.      Bagaiamana pemenggalan kata dasar menurtu EYD ?
4.      Bagaiamana penggunaan dan tata tulis dalam EYD ?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah makalah ini adalah sebagai berikut
1.      Dapat menjelaskan tentang pengertian EYD.
2.      Dapat menjelaskan tentang pemakaian huruf dalam EYD.
3.      Dapat menjelaskan tentang pemenggalan kata dasar menurut EYD
4.      Dapat menjelaskan tentang penggunaan dan tata tulis dalam EYD



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Yang dimaksud dengan ejaan adalah kaidah cara menggambarkan / melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).

B.     Pemakaian Huruf dalam Ejaan yang Disempurnakan
1.      Pemakaian Huruf
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang baik pemisahan maupun penggabungan.
Pada tahun 1901 menggunakan ejaan Van Ophuisjen yang memiliki penulisan beberapa huruf yang khas, yaitu:
a.       Huruf oe  untuk menuliskan kata-kata kamoe, iboe, restoe, dan lain-lain.
b.      Huruf ‘ digunakan dalam menuliskan kata-kata ta’zim ’akal, ta’, ma’mur, ra’yat, dll.
c.       Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, sajang, bajangan, saja (aku), dll.
Periode salanjutnya ialah ejaan Soewandi yang diresmikan pada tanggal 19 Maret
1947 memiliki beberapa penulisan huruf yang khas, yaitu:
a.       Huruf u digunakan untuk menggantikan huruf oe. Huruf u digunakan dalam kata-kata sayu, rayu, kayu, kamu, dll.
b.      Huruf k dipergunakan untuk menggantikan huruf ‘. Huruf k digunakan dalam menulis kata-kata rakyat, tak, takzim, dll.
c.       Perangkaian penulisan awalan di dengan kata benda yang mengikutinya, seperti dikampus, dimasjid, dan dikelas.




Dengan berlakunaya Ejaan yang Disempurnakan, terjadi beberapa perubahan penulisan huruf. Perubahan tersebut antara lain:
a.       Penulisan awalan di yang sebelumnya dirangkai dengan kata yang mengikutinya, kemudian dipisahkan, contoh: di rumah, di perpustakaan, dan di kebun.
b.      Perubahan lambang-lambang bunyi (huruf), yaitu :
v  dj berubah menjadi j, contoh jalan, jasa, dan jual.
v  tj berubah menjadi c, contoh cerita, cara, dan cacat.
v  nj berubah menjadi ny, contoh nyata, menyesal, dan tanya.
Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
mendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam
penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelas
mengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat.

2.      Penulisan Huruf Kapital
Dalam pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan,(2007) terdapat lima belas penulisan huruf kapital. Huruf kapital (huruf besar) adalah huruf-huruf A,B,C,D,E, dst. Kaidah - kaidah EYD yang berkaitan dengan penulisan huruf kapital adalah :
a.       Huruf kapital ditulis pada awal kalimat dan awal kalimat yang merupakan petikan langsung, contoh: Keadilan adalah sebuah konsep yang abstrak. Rasulullah berkata “Perbuatan manusia bergantung pada niatnya”
b.      Huruf kapital digunakan untuk awal nama orang, gelar kehormatan yang diikuti nama orang dan kata sebutan yang diikuti dengan nama orang. contoh: Sayyid Qutb adalah seorang ahli tafsir kenamaan. Sebutan yang menggantikan nama orang atau untuk menyebut orang secara langsung mempergunakan huruf kapital, contoh: Kami harap Saudara bisa menerima tugas itu dengan baik.
c.       Huruf kapital digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama, seperti kitab suci, hari raya dan Tuhan, contoh: Pada Fakultas Ushuluddin diajarkan perbandingan agama sehingga mengenal agama Hindu, Kristen, Bhuda, maupun Yahudi.
d.      Huruf kapital digunakan untuk menulis nama negara, bangsa, dan suku contoh: Ahmad berasal dari negara Thailand. Jika nama negara, bangsa, dan suku berada di tengah dan ada tambahan kata, maka ditulis dengan huruf kecil. Contoh : Pisang, khususnya pisang ambon sangat baik untuk pencernaan. Salah satu bahan untuk membuat dawet adalah gula jawa.
e.       Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama hari, bulan tahun dan peristiwa bersejarah contoh: Setiap tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
f.       Huruf kapital digunakan untuk menyebut nama-nama khas letak geografis, contoh: Pernahkah kalian mendengan Air Terjun Niagara?
g.      Huruf kapital digunakan dalam lambang pemerintahan dan dokumentasi resmi, contoh: Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan dengar pendapat dengan mentri kehutanan.
h.      Huruf kapital digunakan dalam judul buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel,
berita koran dan berita majalah
. contoh: Novel Anak Semua Bangsa adalah karya satrawan besar Indonesia, Pramudya Ananta Toer.

3.      Huruf Miring (Italic)
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut:
a.       Penulisan judul karya ilmiah, novel, artikel, dan berita, contoh: Buku Islam karya Fazlur Rahma menyajikan analisis yang mendalam mengenai berbagai bidang agama Islam melalui pendekatan sejarah.
b.      Penegasan dan pengkhususan huruf, kata, atau kelompok kata, contoh: Ejaan Soewardi menggunakan huruf tj untuk kata-kata tjatat dan tjatjat, sedangkan EYD menggunakan huruf c untuk kata-kata diatas.
c.       Penulisan istilah ilmiah atau istilah-istilah asing yang belum diadopsi atau diadaptasi oleh Bahasa Indonesia, contoh: Para ulama menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri dengan hisab dan rukyah.



C.    Pemenggalan Kata Dasar menurut EYD
Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan. Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan,
dilakukan dengan prinsip otografis.
1.      Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh:
kabar > ka-bar
sopan > so-pan
makan > ma-kan
tikam > ti-kam
2.      Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut. Contoh:
buah > bu-ah
ideal > i-de-al
kuota > ku-o-ta
taat > ta-at
3.      Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Contoh:
aula > au-la
santai > san-tai
survei > sur-vei
amboi > am-boi


4.      Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu. Contoh:
arsip > ar-sip
kapten > kap-ten
kurban > kur-ban
caplak > cap-lak
5.      Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal (digraf) dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu. Contoh:
akhlak > akh-lak
bangku > bang-ku
sunyi > su-nyi
masyarakat > ma-sya-ra-kat
6.      Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Contoh:
instrumen > in-stru-men
implikasi > im-pli-ka-si
kontraktor > kon-trak-tor
7.      Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagai berikut:
Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan
memisahkan trans sebagai bentuk utuh. Contoh:
transmigrasi > trans-mig-ra-si
transaksi > trans-ak-si
transfusi > trans-fu-si
transplantasi > trans-plan-ta-si
Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar. Contoh:
transit > tran-sit
transparansi > tran-spa-ran-si
8.      Pemenggalan kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini:  Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan dengan kata yang mengandung unsur in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya. Contoh:
ekstra > eks-tra
eksternal > eks-ter-nal
eksplisit > eks-pli-sit
ekspor > eks-por
9.      Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya. Contoh :
Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fi
Biografi > bio-grafi > bi-o-gra-fi
Kilogram > kilo-gram > ki-lo-gram
Pascapanen > pasca-panen >pas-ca-pa-nen
Introspeksi > intro-speksi > in-tro-spek-si
Kecuali :
endoskopis > en-dos-ko-pis
telegrafis > te-le-gra-fis
atmosferis > at-mo-sfe-ris
10.  Pemenggalan unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut. Yang didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal. Contoh:
egoisme > e-go-is-me
heroisme > he-ro-is-me
sukuisme > su-ku-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me

D.    Penggunaan dan Tata Tulis dalam Ejaan yang Disempurnakan

1.      Pelafalan
Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan huruf. Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang melambangkan huruf tersebut.
Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasa lain, terutama bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman. Dalam bahasa tersebut, satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, misalnya /a/ atau /g/, dapat diucapkan dengan berbagai wujud bunyi bergantung pada bunyi atau fonem yang ada di sekitarnya. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan. Contoh:
a.       teknik Lafal yang salah: tehnik Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]
b.      tegel Lafal yang salah: tehel Lafal yang benar: tegel [t e g e l]
c.       energi Lafal yang salah: enerhi, enersi, enerji Lafal yang benar: energi [e n e r g i]
d.      Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata dengan huruf. Sebaiknya pemakai bahasa memperhatikan pelafalan yang benar seperti yang sudah dibakukan dalam ejaan. Contoh:
a.       TV Lafal yang salah: [tivi] Lafal yang benar: [t e ve]
b.      MTQ Lafal yang salah: [emtekyu], [emtekui] Lafal yang benar: [em teki]
Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan
pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri.
Di dalam kaidah ejaan
dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan
hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan

Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur kimia, nama minuman, atau nama obat-obatan, bergantung pada kebiasaan yang berlaku untuk nama tersebut. Jadi, pemakai bahasa dapat saja melafalkan unsur tersebut tidak sesuai dengan
yang tertulis. Hal tersebut memerlukan kesepakatan lebih lanjut dari pakar yang
bersangkutan. Contoh:
a.       coca Lafal yang benar: cola [ko ka ko la]
b.      HCI Lafal yang benar: [Ha Se El]
c.       CO2 Lafal yang benar: [Se O2]

2.      Pemisahan Suku Kata
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini:
a.       Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal tersebut. Contoh: Main ma-in, taat ta-at
b.      Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh : ambil am-bil undang un-dang.
c.       Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vocal pemisahannya dilakukan sebelum konsonan. Contoh: bapak ba-pak sulit su-lit.
d.      Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh: bangkrut bang-krut instumen in-stru-men.
e.       Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh: minuman mi-num-an bantulah ban-tu-lah.
f.       Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan. Contoh:Salah ikut j- uga masalah i- tu.

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Ejaan yang disempurnakan adalah kaidah cara menggambarkan/ melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Penulisan huruf dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mendapatkan penjelasan yang rinci untuk menciptakan keseragaman dalam penulisannya. Ejaan yang Disempurnakan meletakkan kaidah-kaidah yang jelas mengenai begaimana huruf-huruf herus di tulis dalam suatu kalimat. Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu
adalah membedakan huruf vokal dengan huruf konsonan.
Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan pelafalan huruf pada penulisan dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri, yaitu nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain. Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan.

B.     Saran
Pengguna bahasa tidak boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia sekarang menganut sistem ejaan fonemis, yaitu satu bunyi dilambangkan dengan satu tanda (huruf). Akan tetapi, kenyataannya masih terdapat kekurangan.



DAFTAR PUSTAKA


·           Parmin, Jack. dkk. 2011. Menulis Ilmiah: Buku Ajar MPK Bahasa Indonesia. Surabaya: Unesa University Press.
·           Arifin, Zainal dan Tasai, Amran, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo, 2003, hlm .170.
·           Rumaningsih, Endang, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Rasail, 2006, hlm. 77
·           Sumber: http:// istiqomahqoe.multiply.com/journal/item/8








No comments:

Post a Comment